Saham Perusahaan Obat dan Masker di China Melonjak Akibat Virus Corona
Berita Baru, Internasional – Ditengah kekhawatiran penyebaran virus corona, saham perusahaan pembuat obat dan masker di China mengalami pelonjakan permintaan, pada hari Senin (20/1) pagi.
Jiangsu Sihuan Bioteknologi, Shandong Lukang Pharmaceutical dan Shenzhen Neptunus Bioengineering mengatakan saham mereka mengalami kenaikan permintaa sekitar 10%, batas dari hari biasanya.
Sementara itu, saham perusahaan masker juga mengalami hal yang sama dengan Tianjin Teda melonjak sekitar 9% dan Shanghai Dragon melonjak sekitar 10%.
Dilansir dari CNBC, Senin (20/1), pergerakan saham ini terjadi setelah pihak berwenang China melaporkan ada sebanyak 139 kasus baru virus corona yang ditemukan selama akhir pekan.
Tiga dari kasus baru itu datang dari luar kota Wuhan, tempat pertama kali virus itu disebarkan.
Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan dalam rilisnya pada hari Minggu (19/1) bahwa para ahli mengatan virus “masih dapat dicegah dan dikendalikan”.
“Apa yang telah dibuktikan oleh statistik terbaru adalah sangat mungkin kita mengalami penularan dari manusia ke manusia,” Alexandra Phelan, dosen pengajar di Pusat Ilmu Kesehatan Global dan Keamanan di Universitas Georgetown.
“Kita sekarang mulai mendapatkan perasaan bahwa manusia ke manusia mungkin memiliki transmisi yang lebih berkelanjutan,” kata Phelan kepada CNBC pada hari Kamis.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus corona adalah keluarga besar virus yang tidak seperti flu biasa. Ia dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah seperti sindrom pernapasan Timur Tengah dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS).
Adapun menurut WHO, wabah SARS pada tahun 2002/2003 mengakibatkan sekitar 800 kematian di China dan Hong Kong.