Review Film Night in Paradise: Politik dan Balas Dendam Berujung Plot Twist
Berita Baru, Entertainment – Ketika sampai pada ending drama ini, saya teringat kutipan dialog yang pernah saya dengar sebelumnya.Kalimat dialog itu berbunyi, “Kamu tidak pernah membayangkan kan, bahwa anak dari orang yang kamu bunuh waktu dulu akan datang dan membalas dendam?”
Karena, premis utama “A Night in Paradise” (2020) ada pada kalimat tersebut. Film ini berisi balas dendam yang terjadi di antara geng para preman di Korea Selatan. Kalau kamu suka dengan film penuh aksi dan darah, sebaiknya jangan tunda menonton film drama kriminal yang ditulis dan disutradarai oleh Park Hoon-jung ini.
Sinopsis “Night in Paradise”
Seorang anggota gangster bernama Tae-goo (Uhm Tae-goo) mendapatkan penawaran untuk pindah dari kelompok gengnya menuju kelompok rivalnya, Bukseong, yang dipimpin Ketua Doh. Namun, Tae-goo menolak tawaran itu.
Suatu hari, Tae-goo pergi menjemput kakak dan keponakan kesayangannya di bandara. Namun dalam perjalanan, keduanya tewas dalam tabrakan mobil. Tae-goo menduga, insiden itu merupakan upaya pembunuhan dari Ketua Doh karena ia menolak berpindah ke gengnya.
Dibakar kemarahan, Tae-goo meminta “izin” pada ketua gengnya, Yang Do-soo (Park Ho-san), untuk membunuh Ketua Doh. Setelah membalaskan dendam ke Ketua Doh, Ketua Yang membantu Tae-goo melarikan diri ke Pulau Jeju.
Di Pulau Jeju, Tae-goo bertemu dengan Kuto (Lee Ki-young), seorang preman yang kini menjadi pedagang senjata. Ia tinggal bersama keponakannya, Jae-yeon (Jeon Yeo-been) yang berada di ujung maut karena penyakit mematikannya.
Sementara itu, Ma Sang-gil, pimpinan geng Bukseong tengah memburu Tae-goo untuk balas dendam. Dalam masa persembunyiannya di Jeju, mendadak terjadi serangan terhadap Kuto hingga ia tewas. Kini, Jae-yeon pun berhasrat untuk balas dendam kepada pembunuh pamannya.
Apakah Ma Sang-gil berhasil menemukan Tae-goo? Berhasilkan Jae-yeon membalaskan dendam atas kematian pamannya? Dan, apakah benar Ketua Doh ada di balik kematian kakak Tae-goo?
Review “Night in Paradise”
Mungkin, di bagian tengah film, kamu akan merasa bosan. Ini karena, “Night in Paradise” menjejali kita dengan adegan-adegan ‘berat’ sejak di pembuka film. Emosi yang terjalin antara Tae-goo dan Jae-yeon juga dibangun dengan perlahan dan detail, sehingga wajar kalau kamu yang penasaran bakal melewatkan atau men-skip adegan-adegan mereka.
Sisi positifnya, “Night in Paradise” berhasil meninggalkan kesan intens, gelap, dan emosional, dengan nuansa gambar yang temaram. Akhir film yang begitu dramatis bakal membuatmu berpikir ulang, “Jadi ini tadi tuh kenapa bisa kayak gini?”
Karakter-karakter dalam film ini juga tampil dengan porsi yang pas. Tae-goo begitu misterius: ia nampak baik, berdedikasi, tapi juga lembut hati. Jae-yeon kelihatan kasar, tidak bersahabat, tapi memiliki hati yang setia.
Terlepas dari penampilan para aktor utama yang fantastis, saya pikir paling menyenangkan melihat akting Park Ho-san di sini. Ia telah tampil dalam peran-peran ikonik di drama “Prison Playbook” dan “My Mister,” namun aktingnya dalam “Night in Paradise” layak diapresiasi: benar-benar bikin sebal.