Berita Baru, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyoroti situasi darurat militer yang baru saja diumumkan oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa (3/12), sebelum akhirnya dicabut keesokan harinya. Dalam pidatonya di pembukaan Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, NTT, Rabu (4/12), Prabowo mengimbau seluruh pihak agar tidak meremehkan dinamika global yang tengah berlangsung.
“Kalau tidak salah tadi malam Pemerintah Korea Selatan menyatakan keadaan darurat di Korea. Jadi saudara-saudara, marilah kita jangan terlalu lengah, jangan terlalu santai,” ujar Prabowo, sebagaimana disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Prabowo menjelaskan bahwa kondisi dunia saat ini penuh ketidakpastian. Ia menyoroti ancaman perang nuklir di Eropa, ketegangan di Timur Tengah, serta konflik yang melibatkan Taiwan. “Hitungan sekarang adalah di Eropa terjadi kurang lebih 17 persen kemungkinan perang nuklir. Ini pengamatan pakar-pakar di Eropa,” ujarnya. Prabowo menambahkan, ancaman ini semakin nyata dengan penggunaan senjata mutakhir oleh Rusia sebagai respons atas serangan negara-negara Barat.
Ia juga menekankan posisi strategis Indonesia yang terletak di jalur perdagangan dunia, membuat negara ini berpotensi terkena dampak dari gejolak internasional. “Empat puluh persen dari seluruh perdagangan dunia lewat lautan Indonesia. Tujuh puluh persen energi Tiongkok, Korea, dan Jepang juga melewati perairan kita,” jelasnya.
Di tengah situasi ini, Prabowo menegaskan pentingnya kepemimpinan politik yang kuat dan adanya persatuan di antara seluruh elemen masyarakat. “Untuk itu, perlu ada kerukunan, perlu ada jiwa besar dari semua kalangan,” katanya.
Sebelumnya, keputusan darurat militer yang diambil Presiden Yoon Suk Yeol sempat menjadi perhatian publik Korea Selatan. Namun, status tersebut hanya berlangsung sehari sebelum dicabut pada Rabu pagi.
Melalui pidatonya, Presiden Prabowo mengajak masyarakat Indonesia untuk selalu waspada terhadap berbagai potensi ancaman global, seraya menekankan perlunya stabilitas dan harmoni demi menjaga posisi strategis Indonesia di panggung internasional.
Tags: Darurat militer Prabowo Subianto Presiden