Reses Dewan, Legislator Gresik Dicurhati Maraknya Bank Titil
Berita Baru, Gresik – Anggota Komisi II DPRD Gresik, M Syahrul Munir mendapat curhatan warga soal maraknya bank titil. Curhatan tersebut disampaikan kalangan emak-emak dalam penyerapan aspirasi pada reses dewan di Daerah Pemilihan (Dapil) VIII (Manyar, Bungah, Sidayu), Rabu (29/06).
Menurut mereka, maraknya peredaran praktik rentenir atau bank titil terutama di desa-desa sangat meresahkan. Tidak sedikit warga yang sudah menjadi korban lintah darat itu hingga terjerat bunga yang berlipat ganda.
Kepala Desa Masangan, Suyanto mengatakan, banyak warga di desanya yang sudah menjadi korban terlilit hutang rentenir atau bank titil. Dia pun geram dan meminta dewan untuk segera mencari solusi terbaik.
“Banyak sekali warga di desa kami terlilit hutang bank titil ini, bahkan sampai mengeluh ke pemerintah desa karena sikap petugas penagihan yang sangat meresahkan, karena itu kami meminta support dewan, seperti apa solusinya agar permasalahan ini segera terselesaikan,” ucapnya.
Sebenarnya, lanjut Suyanto, pihak desa sudah berulang kali mengingatkan warga untuk tidak berhutang kepada rentenir atau bank titil berkedok koperasi. Namun upaya tersebut nampaknya belum sepenuhnya berhasil.
Karena itu, Suyanto mengusulkan kepada dewan untuk mensupport anggaran yang bisa dipakai modal usaha warga dengan persyaratan yang tidak terlalu rumit.
“Kami mengusulkan untuk mengatasi banyaknya warga yang hutang di bank titil dengan cara disupport anggaran dengan persyaratan tertentu yang lebih mudah,” pintanya.
Menanggapi hal itu, Syahrul Munir menyatakan, semua keluh kesah dan aspirasi warga dalam reses selanjutnya dibahas dalam agenda kedewanaan.
“Meski ada beberapa yang bukan bisang komisi saya, nanti akan kami sampaikan ke komisi terkait agar ditindaklanjuti,” tegasnya.
Politisi asal Fraksi PKB itu menerangkan, reses ini sangat penting. Contohnya, saat para nelayan Mengare mengeluhkan kesulitan mendapatkan bahan bakar solar. Keluhan itu kemudian dibahas di Komisi II dan mewacanakan pembangunan SPBU Nelayan.
Lebih jauh, Syahrul menyatakan pemerintah daerah langsung setuju. Bahkan, sudah rencana itu diamini oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. SPBUN rencananya dibangun di 4 titik.
“Saya berharap masyarakat bisa menyampaikan aspirasi yang dipandang perlu dan penting untuk diwujudkan demi kepentingan bersama, karena kebutuhan masyarakat nantinya akan menjadi sebuah kebijakan,” tuturnya.
Terkait banyaknya rentenir yang menawarkan utang, Syahrul meminta agar diberantas bersama. Saat ini, Bank Gresik memiliki program pinjaman lunak kepada masyarakat.
“Jadi nanti bisa diarahkan kesana, kebetulan di Bungah ini sudah ada cabangnya,” tutupnya menanggapi wadulan warga.