Ratusan Ribu Orang Mengungsi dari Lebanon Menuju Suriah Setelah Perintah Evakuasi Israel
Berita Baru, Lebanon – Lebih dari 100.000 orang meninggalkan Lebanon menuju Suriah, setelah 200.000 lebih warga mengungsi dari Lebanon selatan karena perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh militer Israel, seperti diungkapkan seorang juru bicara (jubir) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (1/10/2024), dikutip dari laman Xinhua News.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan bahwa jumlah orang yang mengungsi diperkirakan akan meningkat, lantaran Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) terus mengeluarkan perintah evakuasi, termasuk di 30 desa di Lebanon selatan, dan perintah tersebut dikeluarkan pada Senin (30/9) hingga Selasa, ujar Stephane Dujarric, yang menjabat kepala jubir untuk Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres.
Di Israel utara, lebih dari 60.000 orang masih mengungsi dari rumah mereka, kata sang jubir dalam sebuah konferensi pers harian. Badan Pengungsi PBB terus meningkatkan tanggap daruratnya dan bekerja sama dengan mitra-mitra mereka untuk memberikan dukungan kemanusiaan serta perlindungan yang mendesak dalam responnya bagi para pengungsi di Lebanon.
PBB dan mitra-mitranya mendukung respons pemerintah Lebanon dengan menyediakan makanan, nutrisi untuk anak-anak, air, serta pasokan penting lainnya seperti kasur dan perlengkapan kebersihan. Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) membantu hampir 200 tempat penampungan kolektif yang menampung 50.000 pengungsi dengan pasokan penting.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa, sekjen PBB mengimbau masyarakat internasional untuk segera mendukung permintaan bantuan kemanusiaan cepat darurat senilai 426 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.144) yang diluncurkan di Beirut, Lebanon, sebelumnya pada hari yang sama. “Rekan-rekan kemanusiaan kami mengatakan uang ini ditujukan untuk membantu 1 juta orang dengan bantuan kemanusiaan selama tiga bulan ke depan,” ungkap Dujarric.
Koordinator kemanusiaan di Lebanon, Imran Riza, memperingatkan bahwa tanpa sumber daya yang memadai, para pekerja kemanusiaan berisiko tak dapat memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh penduduk negara tersebut, tambahnya.