Ratna Juwita Minta PLN Tingkatkan Investasi Untuk EBT
Berita Baru, Jakarta – Komisi VII DPR RI melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Direktur Utama PT PLN (Persero) dan Direktur Utama PT Pertamina untuk membahas tentang strategi dan progres transisi Energi Baru Terbarukan (EBT), dampak penerapan carbon tax terhadap sektor energi dan isu lainnya, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (15/11).
Dalam kesempatan itu, Anggota Komisi Ratna Juwita Sari mengatakan, jika Indonesia ingin berkomitmen dalam penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai penggunaan energi baru yang lebih ramah lingkungan, maka peningkatan di bidang teknologi, inovasi dan komunikasi diperlukan untuk menyatukan 4 pilar EBT.
“Menurut saya, jika kita benar ingin berkomitmen dengan peningkatan energi EBT, kita butuh teknologi, inovasi dan komunikasi. Karena ada empat pilar yang harus disatukan, supaya masyarakat dapat menikmati energi yang eligible, berkeadilan dan berkelanjutan,” ujarnya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menambahkan, Swiss sebagai salah satu provider terbesar EBT dan memiliki empat musim, namun telah dapat memaksimalkan floating solar panel sebagai sumber dari EBT. Menurutnya, Indonesia bisa mengikuti yang dilakukan Swiss dengan mendorong sosialisasi yang baik kepada masyarakat.
“Di Indonesia semua institusi teknik yang kita tahu sudah bikin solar panel dan kita tinggal mendorong supaya itu disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat, bagaimana mekanisme hitung-hitungannya, apakah bisa langsung digunakan atau harus melalui PLN,” imbuh Ratna.
Lebih lanjut, legislator dapil Jawa Timur IX ini menekankan bahwa sebagai stakeholder penyedia energi listrik satu-satunya di Indonesia, PLN memiliki kontribusi yang besar terkait pencapaian bauran EBT di Indonesia.
“Untuk itu PLN dinilai perlu memperkuat investasi EBT, bukan malah mendorong proyek PLTU,” tukasnya.