Ratna Juwita Kritisi Program Badan Geologi
Berita Baru, Jakarta – Komisi VII DPR RI menggelegar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), di Komplek Senayan, Jakarta, Senin (16/12) siang.
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Geologi, Rudi Suhendar memaparkan perkembangan dan Recana Kerja Tahun 2020, lembaganya.
Diantara pokok pembahasan RDP adalah mitigasi bencana dan pembangunan sumur bor untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat.
Untuk mitigasi bencana, Badan Geologi telah mengajukan sebanyak 191 rekokomedasi pada tahun 2019, 95% terlaksana. Adapun tahun 2020, mereka berencana mengajukan 166 rekomendasi.
Sedangkan pembangunan sumur bor, pada tahun 2019, Badan Geologi telah membangun 528 titik, progress 58 titik dan tertunda 64 titik, dari total perencanaan 650 titik. Sementara pada tahun 2020, mereka menargetkan ada 1000 titik sumur bor tambahan.
Menyikapi hal tersebut, Anggota Komisi VII dari Fraksi PKB, Ratna Juwita Sari meminta kepada Badan Geolgi untuk mempersiapkan strategi mitigasi.
“Strategi persiapan mitigasi bencana harus menyentuh sisi psikologi masyarakat terdampak, termasuk trauma paska pemulihan,” kata Ratna Juwita kepada Beritabaru.co, Senin (16/12) sore.
Ratna Juwita juga menyampaikan sosialisasi dan edukasi untuk daerah rawan bencana harus disampaikan secara masif dan berkelanjutan.
“Karena kita tidak tahu kapan, dimana dan seberapa besar bencana yang akan dihadapi,” lanjutnya.
Sementara pada program sumur bor, Anggota Dewan dari Dapil Jatim IX itu meninta skala prioritas pembagian titik sumur bor harus disampaikan dengan jelas kepada masyarakat. Sehingga azas keadilannya lebih nampak, sebab air adalah kebutuhan pokok rakyat.
“Hal ini terpaksa saya sampaikan. Sebab di tahun 2019, Kabupaten Tuban hanya dapet 2 titik, sementara Kabupaten Bojonegoro hanya dapat 3 titik,” pungkas Ratna Juwita. [AD]