R20 PWNU DIY: Solidaritaskan Kemanusiaan, Selaras dengan Alam
Berita Baru, Nasional – Religion 20 (R20) yang digelar oleh PWNU DIY berhasil menyelenggarakan forum lintas agama, termasuk dengan para penghayat kepercayaan, dalam menjawab tantangan krisis ekologi.
Forum yang dilaksanakan di University Hotel UIN Sunan Kalijaga, DIY, pada Sabtu (18/2) ini dihadiri 19 tokoh dari perwakilan agama resmi dan penghayat lokal di tingkat DIY-Jateng.
Forum dengan tema “Mencari Jawaban Agama atas Krisis Iklim” tersebut menekankan umat beragama untuk menjaga kesolidan serta hidup selaras dengan alam agar tidak menimbulkan kerusakan ekologi.
“Nilai spiritualitas dari setiap agama menekankan relasi baik yang perlu dirawat antara Tuhan, manusia, dan alam semesta. Oleh karena itu, terjadinya krisis iklim adalah tanggung jawab bersama umat manusia dalam proses merawat alam semesta yang berarti juga merawat spiritualitas,” tulis rilis resmi dari acara R20 PWNU DIY.
“Sudah saatnya kita semua bersolidaritas untuk menjadikan semesta alam dibawah naungan Ilahi sebagai platform bersama yang melintasi batas penggolongan, identitas dan agama. Krisis lingkungan bukan hanya masalah ilmiah, politik dan ekonomi, tetapi juga tantangan moral dan spiritual.”
Sementara itu, Alissa Wahid selaku Ketua PBNU, dalam sambutannya menegaskan bahwa krisis ekologi merupakan masalah yang mendesak bagi manusia, oleh sebab itu, menjadi penting untuk menanamkan cinta pada alam.
“Kita mendorong lembaga-lembaga di NU untuk bicara tentang hubbulbiah, cinta kepada alam, sebagai bagian dari merawat jagad membangun peradaban,” ujarnya.
Dalam konferensi pers yang digelar R20 PWNU DIY, salah satu perwakilan dari pemuka agama mengatakan jika krisis ekologi menjadi tanggung jawab moral seluruh umat beragama.
“Di forum ini mencoba duduk bersama, mengikatkan secara tanggungjawab moral apa yang harus dilakukan, seluruh agama, lintas agama, menjawab atas krisis iklim ini.”
“Bagaimana kita, tokoh lintas agama, akhirnya tidak hanya bicara soal mengutip ayat yang disampaikan itu selesai. Tetapi memastikan amalan umat agar melakukan proses-proses menjawab krisis iklim ini,” pungkasnya.
R20 PWNU DIY dilangsungkan dalam dua hari. Yakni pada Sabtu (18/2) mempertemukan para pemuka agama dalam membuat program-program penjagaan lingkungan.
Sedangkan pada hari Minggu (19/2) diisi dengan melakukan kunjungan ke komunitas bantaran sungai Gajah Uwong untuk melihat dan menyaksikan praktik adaptasi atas ancaman bencana yang dilakukan oleh komunitas sekaligus melangsungkan deklarasi bersama pemuka agama atas krisis iklim.