PM Armenia Peringatkan Ada Upaya Kudeta Militer pada Dirinya
Berita Baru, Internasional – Pada Kamis (25/2) Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan memperingatkan ada upaya kudeta oleh militer terhadapnya.
Setelah tentara menuntut PM Nikol Pashiyan dan pemerintahnya mundur ribuan orang turun ke jalan-jalan ibu kota untuk menolak upaya kudeta itu.
Dikutip dari Reuters, pangkalan militer Rusia di Armenia menyebutkan bahwa pihaknya khawatir dengan peristiwa itu, mereka menyerukan masalah itu dapat diselesaikan secara damai dan sesuai dengan konstitusi.
Upaya untuk mengkudeta pemerintahan PM Pashiyan telah terjadi sejak November 2019 lalu, setelah Pashiyan menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Azerbaijan pada pertempuan antara kedua negara itu.
Pashinyan, 45, telah menghadapi seruan untuk mundur sejak November setelah apa yang dikatakan para kritikus sebagai penanganan bencana atas konflik enam minggu antara Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia di daerah kantong Nagorno-Karabakh dan sekitarnya.
Sebagai sekutu Armenia, Rusia telah mengerahkan pasukan penjaga perdamaian ke wilayah kantong konflik tersebut yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni oleh etnis Armenia.
Pashinyan menolak seruan untuk mundur meskipun ada protes dari oposisi. Dia mengatakan dia bertanggung jawab atas apa yang terjadi tetapi sekarang perlu memastikan keamanan negaranya.
“Manajemen yang tidak efektif dari pihak berwenang saat ini dan kesalahan serius dalam kebijakan luar negeri telah menempatkan negara di ambang kehancuran,” kata militer dalam sebuah pernyataan.
Militer juga mengecam pemecatan Pashinyan atas wakil kepala pertama dari staf umum angkatan darat, sebuah tindakan yang digambarkannya sebagai tidak bertanggung jawab, tidak berdasar dan merugikan negara.