PKB Gresik Gelar Tahlil 7 Hari Wafatnya Mustasyar PBNU KH Dimyati Rois
Berita Baru, Gresik – Kepergian Mustasyar Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), KH Dimyati Rois menyisakan duka cita mendalam bagi seluruh pihak. Tidak terkecuali bagi kader-kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) se-Indonesia.
Sebagai bentuk penghormatan, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Gresik menggelar tahlil tujuh hari wafatnya pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Al Fadlu wal Fadlilah Kaliwungu Kendal Jawa Tengah tersebut. Agenda yang dirangkai dengan pembacaan yasin dan doa bersama ini digelar di Graha Gus Dur Jalan RA Kartini, Kebomas, Kamis (16/6).
Terlihat hadir dalam agenda tersebut, Ketua DPC PKB Gresik Muh. Abdul Qodir, Ketua Fraksi PKB DPRD Gresik M Syahrul Munir, sejumlah Anggota Fraksi PKB Gresik dan segenap kader-kader PKB Gresik. Hadir pula KH. Mahrus Munir dan tokoh ulama lainnya.
Ketua DPC PKB Gresik Muh. Abdul Qodir mengatakan, selain menjalankan intruksi Ketum PKB Muhaimin Iskandar, agenda ini digelar untuk mengenang sosok Mbah Dim sebagai ulama panutan yang memiliki ciri khas super sederhana dan penyabar.
“Beliau ulama panutan yang sangat istiqomah dalam memperjuangkan NU dan khususnya PKB,” kata Qodir.
Ketua DPRD Gresik ini menegaskan, pengurus dan kader PKB Gresik akan meneladani seluruh ajaran Mbah Dim serta meneruskan perjuangannya.
“Banyak pelajaran yang kita dapat dari beliau, terutama saat pengurus PKB Gresik sowan ke Kaliwungu dulu, karena itu kita akan meneruskan perjuangan beliau,” tekadnya.
Pada kesempatan itu, KH. Mahrus Munir yang juga salah satu alumni santri Ponpes Al Fadlu wal Fadlilah Kaliwungu menceritakan sosok KH. Dimyati Rois. Ketika masih nyantri di pondok, dirinya kerap mendampingi Mbah Dim berkeliling menemui tokoh-tokoh ulama.
“Waktu itu saya nyupiri Abah (Mbah Dim, red) kemanapun beliau pergi, terutama urusan politik. Saya juga sering mendampingi Abah ketika disowani tokoh-tokoh politik,” terang Kiyai Mahrus.
Mbah Dim, kata Kiyai Mahrus, merupakan sosok ulama yang alim dan sangat sederhana serta kaya akan referensi ilmu pengetahuan. Tak heran jika para petinggi elit politik seringkali sowan meminta petunjuk, terlebih ketika menemui jalan buntu.
“Banyak elit politik sowan ke Abah, karena Abah menjadi salah satu ulama rujukan yang bisa memecahkan segala macam permasalahan, bahkan yang menemui jalan buntu sekalipun,” jelasnya.
Seperti diketahui, KH Dimyati Rois berpulang pada 10 Juni 2022. Tokoh ulama kharismatik di kalangan warga Nahdliyin yang juga menjabat Ketua Dewan Syuro PKB itu wafat di usia 77 tahun setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Telogorejo, Semarang.