Pil Anti COVID-19 Pfizer Paxlovid Sudah Bisa Digunakan di Uni Eropa
Berita Baru, Brussel – Pil anti COVID-19 Pfizer Paxlovid sudah bisa digunakan di Uni Eropa lebih awal setelah diagnosis infeksi meskipun tinjauan penuh untuk persetujuan peraturan belum selesai.
Hal itu disampaikan oleh regulator obat Uni Eropa, Badan Obat Eropa (EMA), dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (16/12), mengatakan pil anti COVID-19 Paxlovid bisa digunakan meskipun belum mendapat izin pemasaran.
“Saran Badan sekarang dapat digunakan untuk mendukung rekomendasi nasional tentang kemungkinan penggunaan obat sebelum izin pemasaran,” kata pernyataan EMA, seperti dikutp dari Reuters.
Pasien yang berisiko menderita bentuk infeksi yang parah harus memulai pemberian pil Paxlovid selama lima hari sesegera mungkin setelah diagnosis atau dalam waktu 5 hari sejak timbulnya gejala.
Namun tidak boleh digunakan ketika sudah parah dan menggunakan oksigen tambahan.
EMA telah memberikan izin seperti itu sebelumnya untuk beberapa obat suntik berbasis antibodi ketika pemerintah berjuang untuk meningkatkan persenjataan mereka untuk melawan varian Omicron.
Varian Omicron juga kemungkinan telah menjadi resisten terhadap beberapa obat antibodi tersebut.
Dihadapkan dengan meningkatnya kasus virus corona di blok tersebut, regulator UE mengambil tindakan serupa dengan pil molnupiravir Merck pada November.
Disarankan itu harus diberikan dalam waktu lima hari dari gejala pertama untuk mengobati orang dewasa yang tidak membutuhkan dukungan oksigen dan berisiko penyakit mereka memburuk.
Data yang dirilis minggu ini menunjukkan pil Pfizer hampir 90% efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian pada pasien berisiko tinggi, dan data laboratorium terbaru menunjukkan obat tersebut mempertahankan efektivitasnya melawan Omicron yang menyebar dengan cepat.
Uni Eropa masih dalam pembicaraan untuk membeli obat-obatan Merck dan Pfizer. Namun, masih belum jelas kapan dan apakah Komisi Eropa akan meluncurkan pengadaan bersama untuk obat-obatan ini, serta berapa banyak negara yang akan membeli pasokan melalui skema UE atau secara personal negara masing-masing.
Sebelumnya, pada Selasa (14/12), Pfizer mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan agar segera mendapatkan izin dan otorisasi dari Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS dan badan pengatur lainnya.
Keputusan itu diambil ketika kawasan itu berjuang untuk mengkontrol lonjakan infeksi, yang mengancam akan membanjiri sistem perawatan kesehatan.
Selain itu, penyebaran cepat dari varian Omicron mendorong beberapa pemerintah untuk memberlakukan kembali pembatasan menjelang liburan Natal.