Pesona Air Terjun Coban Rondo dengan Legendanya
Berita Baru, Malang – Wisata Air Terjun Coban Rondo Pujon terletak di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Nama Coban Rondo erat kaitannya dengan legenda yang berkembang di masyarakat setempat.
“Air Terjun Coban Rondo memiliki legenda menarik yang berkembang, sehingga tak heran jika kita akan menemukan plang yang bertuliskan legenda tempat ini,” ungkap Rossy dalam vlog pribadinya melalui kanal Youtube, Selasa (18/01).
Legenda berawal dari sepasang pengantin baru, yaitu Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi yang menikah dengan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro.
Selepas 36 hari pernikahan, Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro. Meski dilarang oleh orang tua, mereka tetap bersikeras untuk pergi.
Kemudian, di tengah perjalanan bertemu dengan Joko Lelono yang terpikat dengan Dewi Anjarwati, sehingga terjadi pertarungan selama tiga hari hingga Joko Lelona dan Raden Baron meninggal.
Sejak saat itu, Dewi Anjarwati yang bersembunyi di tempat yang ada air terjunnya menjadi rondo (janda).
Dengan adanya legenda ini juga menjadi daya tarik pengunjung, di samping pesona alam Air Terjun Coban Rondo yang indah.
Untuk menikmati air terjun, Anda perlu berjalan kurang lebih 200meter sembari menikmati pemandangan di kanan kiri perjalanan.
“Ketika menuju tempat air terjunnya, kita perlu berjalan kaki melewati gapura dengan dua patung di kanan kiri dan pemandangan yang indah,” tambahnya.
Sesampainya di Air Terjun Coban Rondo, Anda akan disajikan dengan panorama eksotis dari tebing hijau tinggi yang memukau. Ditambah dengan udara sejuk dan air jernih menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Tak hanya itu, tempat wisata ini juga menawarkan satwa, yaitu kera yang dilepas begitu saja di sekitar pohon pinus. Jadi Anda bisa menikmati kesejukan di sekitar pepohonan pinus sembari melihat kera yang berkeliaran, bahkan Anda juga dapat mengabadikan momen bersama keluarga, teman, maupun kerabat.
“Di tempat wisata ini, kita juga bisa melihat kera yang berkeliaran kesana-kemari, namun tak perlu khawatir karena mereka jinak. Kita juga bisa mengambil foto bersama sambil menikmati pesona alam pepohonan pinus,” jelasnya.
Reporter: Itamar Ajeng Editor: Yasmin Penyunting: M. Saifullah |