Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kemah Rohis Jateng II Virtual
Kalis Mardiasih

Peserta Kemah Rohis Jateng II Virtual Diajak Kritis Bermedia Sosial



Berita Baru, Jawa Tengah – Para peserta Kemah Rohis Jateng II Virtual, di hari terakhir diajak untuk berpikir kritis ketika menerima apa pun di media sosial, terutama berhubungan dengan konten keislaman.

Pesan tersebut disampaikan oleh Kalis Mardiasih, salah satu narasumber dari Wahid Foundation, Selasa (22/12), via Zoom Meeting. 

Dalam sesinya, Kalis berbicara banyak hal tentang pemuda dan wajah Islam di media sosial. Ia membagi situs Islam di dunia maya menjadi dua secara umum, yaitu yang benar dan yang tidak benar.

“Situs Islam yang tidak benar itu biasanya suka menyebut dan menyalahkan empat pihak, yakni Kafir, Kristen, Yahudi, dan Barat. Selain itu, mereka juga kerap memberitakan isu-isu Muslim di luar negeri yang tertindas sambil mencantumkan foto-video mengerikan yang sebenarnya tidak berhubungan,” jelas perempuan jebolan Universitas Sebelas Maret (UNS) tersebut.

“Jadi teman-teman, kalau kamu mendapatkan situs yang demikian, kamu harus berhati-hati. Mereka bukanlah situs Islam yang benar,” imbuhnya.

Apa yang situs-situs Islam ini lakukan, lanjut Kalis, adalah menciptakan suatu permasalahan di Indonesia dalam hubungannya dengan keberislaman, padahal sesungguhnya masyarakat Muslim Indonesia baik-baik saja.

“Mereka suka menyebut, masyarakat Muslim hari ini sedang tertindas. Ditindas oleh Kristen, Barat, Yahudi, dan sebagainya, padahal kalau kita mengamati di daerah kita, apa iya yang terjadi demikian?” ungkap salah satu anggota Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Nasional Gusdurian tersebut.

“Yang terjadi justru sebaliknya. Kita sering mengadakan pengajian-pengajian yang malah kerap membuat tetangga Katolik kita misalnya yang sedang asyik nonton RCTI terganggu karena kita menggunakan TOA,” lanjutnya.

Dalam sesi yang berdurasi 1 jam 15 menit itu pun (08.00 – 09.15 WIB), Kalis menganjurkan para peserta yang jumlahnya mencapai 743 untuk menyaring apa pun di media sosial, terutama konten-konten agama.

“Ada dua hal yang bisa teman-teman lakukan supaya kritis dalam bermedia sosial, yaitu membiasakan untuk mengambil lebih dari satu sumber dan apa saja yang kita terima, harus kita pertanyakan. Dua hal ini harus kamu lakukan, apalagi ketika ada situs yang suka provokasi dengan kata-kata seperti usir, tolak, kafir, dosa jariyah, haram untuk keluar rumah kecuali dengan mahram, dan semacamnya,” pungkas Kalis.  

Acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) bekerja sama dengan Wahid Foundation, dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Jawa Tengah ini rencananya akan ditutup hari ini, Selasa (22/12), pukul 11.30 WIB.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir menjadi salah satu narasumber, memberikan apresiasi pelaksanaan Kemah Rohis Jateng II Virtual. Secara khusus, Ganjar juga menceritakan pengalaman menyenangkan semasa kecil ketika membangun lingkungan perteman dengan orang-orang yang berbeda keyakinan.