Pesan Paskah PGI 2022: Tak Terpisahkan dari Kasih Allah
Berita Baru, Jakarta – Umat Kristiani di seluruh dunia akan memperingati Hari Paskah 2022, pada Minggu, 17 April 2022. Dalam merayakan kebangkitan Yesus tahun ini Persatuan Gereja Indonesia (PGI) mengusung tema ‘Tak Terpisahkan Kasih dari Kasih Allah’, serentak digaungkan gereja di seluruh Indonesia yang di bawah naungan PGI.
“Pada tahun ini, untuk ketiga kalinya kita merayakan kebangkitan Kristus di tengah-tengah pandemi Covid-19. Dua tahun yang berat telah kita lewati bersama. Sekalipun tertatih, kita melangkah dan masih akan terus melangkah. Inilah langkah-langkah iman, langkah-langkah dalam kepercayaan kepada Allah di dalam Yesus Kristus,” tulis pesan Paskah 2022 PGI yang diterima Beritabaru.co, Sabtu (16/4).
Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gulton mengatakan bahwa sedikitnya ada dua hal yang dapat direfleksikan dalam perayaan Paskah tahun ini. Pertama, apapun kesulitan dan beban berat yang kita pikul pada saat ini, kasih Allah yang telah dinyatakan kepada kita melalui kematian dan kebangkitan Kristus selalu beserta kita.
“Kristus telah bangkit dan mengalahkan maut. Kita yang berada di dalam Kristus, mengalami kasih Allah yang dicurahkan kepada kita. Kasih Allah inilah yang memegang kita erat-erat. Kemenangan-Nya atas maut memberi kita jaminan bahwa tidak ada ancaman dan kesusahan seberat apa pun yang dapat mengalahkan Allah dan yang dapat mengambil kasih Allah yang telah Dia curahkan kepada kita,” ujarnya.
Terkadang, lanjut Pdt. Gomar Gulton, kita merasa lemah dan bahkan gemetar karena berbagai guncangan. Mulai pandemi yang tidak berkesudahan, badai Seroja dan bencana alam lainnya, bahkan goncangan iman kita. Kita sering merasa tidak cukup kuat untuk memegang Allah.
“Namun, janji Allah kepada kita adalah bahwa Dia cukup kuat untuk memegang kita dalam situasi apapun (Yoh. 10:29). Sekalipun kita ‘dibunuh sepanjang hari’, kita akan hidup dan berada dalam kasih-Nya karena Kristus yang bangkit itu ada di dalam diri kita. Kasih Allah yang akan mengiringi langkah kita untuk terus maju dan membangun setiap reruntuhan itu,” tuturnya.
Kedua, PGI berpesan kasih Allah di dalam Yesus Kristus adalah kenyataan yang paling berharga. Dengan memilikinya, semua bisa merasa cukup, bersyukur, dan berbahagia, sekalipun banyak hal yang terambil. Banyak orang yang lebih memilih terpisah dari kasih Allah asalkan tetap terikat dengan kenyamanan dunia ini.
“Bagi mereka, kasih Allah di dalam Yesus Kristus kurang berharga dibandingkan dengan, misalnya, kepemilikan harta benda. ‘Apa gunanya memiliki kasih Allah kalau kita harus hidup dalam kekurangan atau bahkan dalam penderitaan?’ Kira-kira demikianlah pemikiran mereka,” jelasnya.
Memang, hanya orang-orang yang telah mendisiplinkan diri dalam kehidupan sederhanalah yang dapat dengan yakin mengatakan, ‘Tak terpisahkan dari kasih Allah adalah kenyataan yang cukup bagiku’,” sambung Pdt. Gomar Gulton.
Ia pun menyebut, merayakan Paskah artinya merayakan kasih Allah yang dicurahkan kepada umatnya melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus - kasih yang memegang kita dengan erat dan kuat. Tak terpisahkan dari kasih Allah inilah yang seharusnya membuat kita merasa cukup, puas, dan bahagia.
Sekalipun di tengah-tengah kesulitan dan penderitaan, katanya, kita tidak terpuruk dalam kepahitan bahkan mengasihani diri sendiri, sebaliknya kita mampu menjadi pemenang. Dengan demikian, hidup kita menjadi kesaksian bagi dunia ini, menjadi kabar baik dan kabar yang manis untuk saudara kita yang lain.
“Kasih Allah ini akan mengalir keluar dari diri kita dan membuat kita tetap memperhatikan sesama kita yang juga berada di dalam pelbagai himpitan dan kesulitan kehidupan. Kasih Allah yang mengalirkan pengampunan dan rekonsiliasi di tengah-tengah konflik dan permusuhan di dalam masyarakat kita,” ujarnya.
“Selama kasih Allah masih memegang erat-erat diri kita, selama itu juga kita dapat mengulurkan tangan menyalurkan kasih kepada sesama kita. Selamat merayakan kasih Allah dan ketidakterpisahan dari kasih-Nya,” pungkas Pdt. Gomar Gulton.