Perempuan Mandiri, Hutan Lestari
Berita Baru, Jakarta – Hutan adalah aset yang perlu dijaga dan dilestarikan. Tanpa hutan, bencana alam bisa semakin mengerikan dan tidak terkendalikan.
Hal itu diungkap Ketua Kelompok Perempuan Trigona, Desa Oo, Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Elvi Putri Yanti. Ia berpendapat pihak yang paling efektif dan kuat dalam menjaga hutan adalah perempuan.
“Untuk itulah kami berharap dan selalu mengupayakan perempuan-perempuan di Sigi bisa mandiri,” ungkapnya dalam Webinar hasil kerja sama antara Biro Perencanaan (Pokja PUG) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), The Asia Foundation (TAF), Forest Programme III – Sulawesi (FP-III), dan Multistakeholder Forest Programme 4 (MFP-4), Senin (8/11).
Mandiri yang Elvi maksud di sini adalah bagaimana para perempuan bisa mengelola Sumber Daya Alam (SDA) di Sigi, sehingga bisa menjadi produk jadi yang siap jual.
Dengan kesadaran seperti ini, para perempuan di Sigi bisa mendapatkan nilai tambah ekonomi pada satu sisi dan tetap menjaga hutan pada sisi lainnya.
“Hutan adalah semua yang kami punya. Jadi itu yang harus kami manfaatkan dengan tanpa merusaknya,” jelas Elvi.
Berdasarkan paparannya dalam webinar yang dihadiri oleh DPMD Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Rini Kurnia Solihat dan Chief Supply Chain Management of Timurasa Indonesia, Martinus K Angara Asda ini, Elvi juga mengulas tentang pentingnya menjaga hutan.
Hutan, katanya, adalah yang selalu menjaga masyarakat desa di sekitarnya, termasuk Sigi, dari segala bentuk bencana alam yang mengancam.
“Sigi adalah kawasan rawan bencana alam, seperti banjir, longsor, dan gempa bumi. Di sini kami melihat perlunya perempuan bersama laki-laki untuk menjaga lingkungan hidup kita,” paparnya.
Dalam diskusi bertema “Perempuan dan Ekonomi Hijau: Kontribusi dan Kepemimpinan Perempuan dalam Bisnis dan Pendanaan Pembangunan Berkelanjutan” ini, Elvi juga mengutarakan harapannya pada Pemerintah Daerah (Pemda).
“Yang pertama, yang jelas kami berterima kasih. Kedua, harapannya ke depan kami tetap mendapatkan pendampingan dan program-program kami di Sigi pun mendapatkan perhatian,” pungkasnya dalam webinar yang dipandu oleh CTA. Forest Programme III – Sulawesi ini.