Pengurus PBNU 2022-2027 Lebih Gemuk, Ini Penjelasan Gus Yahya
Berita Baru, Jakarta – Susunan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027 resmi diumumkan oleh Ketua Umum KH. Yahya Cholil Staquf dan Rais Aam KH. Miftachul Akhyar, melalui konferensi pers pada Rabu (12/1).
Dalam pengantarnya Rais Aam menyampaikan syukur atas tersusunnya kepengurusan baru PBNU, serta menyebut kepengurusan saat ini berbeda dengan periode-periode sebelumnya.
“Alhamdulillah hasil Muktamar ke-34 kemarin kita sudah bisa menyusun kepengurusan, yang mana dalam kepengurusan ini, ya karena tugas dan programnya yang begitu besar, tentu berbeda dengan periode-periode sebelumnya,” tutur KH. Miftachul Akhyar.
Sementara itu Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menggarisbawahi kepengurusan baru tersebut lebih gemuk dari biasanya. Hal itu semata untuk menjangkau konstituensi yang sangat besar, serta demi menunjang kegiatan yang berlipat dalam rangka mewujudkan visi besar yang diusung.
“Susunan pengurus ini agak lebih gemuk dari biasanya. Kami sengaja merancang sedemikian rupa, karena NU memiliki konstituensi yang sangat luas. Karena visi yang kami usung dengan sendirinya menuntut perkembangan aktivitas yang boleh dikata berlipat dari sebelumnya, kami membutuhkan tambahan personil untuk menghandle,” terang pria yang akrab disapa Gus Yahya tersebut tenang.
Lebih lanjut Gus Yahya menjelaskan bahwa kepengurusan PBNU 2022-2027 menggambarkan realitas multipolar dalam tubuh Nahdlatul Ulama, baik dari segi geografis, gender maupun orientasi politik.
“Dari segi kedaerahan, seluruh daerah di Indonesia ini terwakili di dalam jajaran PBNU, sehingga PBNU yang kita miliki saat ini adalah PBNU yang berwajah Nusantara,” ucap Gus Yahya.
Selain itu pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah tersebut juga menegaskan bahwa kepengurusan PBNU yang baru tersebut telah mencatat sejarah, karena setelah 96 tahun NU berkiprah, baru kali ini ada kaum perempuan yang menjadi Pengurus Harian.
“Baru kali ini setelah 96 tahun usia Nahdhatul Ulama menurut kalender masehi, atau 99 tahun menurut kalender hijriah, kaum perempuan diakomodasi di dalam susunan pengurus harian PBNU,” tutur Gus Yahya menjelaskan.
Sebagaimana diketahui dari salinan Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor: 01/A.II.04/01/2022 Tentang Pengesahan Susunan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmah 2022 – 2027, terdapat sebelas orang tokoh perempuan dalam jajaran kepengurusan, yaitu:
- Hj. Nafisah Sahal Mahfudz – Mustasyar PBNU
- Hj. Sinta Nuriyah A. Wahid – Mustasyar PBNU
- Hj. Machfudhoh Aly Ubaid – Mustasyar PBNU
- Hj. Nafisah Ali Maksum – A’wan PBNU
- Hj. Badriyah Fayumi – A’wan PBNU
- Hj. Faizah Ali Sibromalisi – A’wan PBNU
- Hj. Ida Fatimal Zainal – A’wan PBNU
- Hj. Masriyah Amva – A’wan PBNU
- Hj. Khofifah Indar Parawansa – Ketua PBNU
- Alissa Qotrunnada Wahid – Ketua PBNU
- Ai Rahmayanti – Wakil Sekjen PBNU