Pengiriman Bantuan di Puncak Papua Tengah Terkendala Cuaca dan Medan
Berita Baru, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, menyatakan bahwa kendala dalam pengiriman bantuan ke sejumlah distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, yang mengalami bencana kekeringan dan kelaparan, disebabkan oleh faktor cuaca dan medan yang sulit dilalui.
Meskipun pihak terkait telah menyiapkan bantuan selama masa tanggap darurat, penyaluran menjadi terkendala karena daerah tersebut hanya bisa diakses oleh pesawat kecil.
“Cuaca di sana kadangkala berubah secara mendadak, sementara pesawat yang bisa masuk hanya pesawat kecil seperti Cessna dan Pilatus. Landasan pacunya hanya 600 meter, sehingga tergantung pada cuaca, tidak sembarang waktu bisa terbang,” ujar Mahfud dalam video yang diunggah di YouTube Kemenko Polhukam yang dikutip Jumat (4/8/2023).
Selain cuaca yang bervariasi, medan yang sulit juga menjadi kendala dalam penyaluran bantuan. Bantuan yang dikirim melalui jalur udara harus didistribusikan via darat, dengan berbagai cara yang memerlukan usaha ekstra.
“Begitu mendarat di distrik tersebut juga tidak mudah karena diantar lewat darat, ke kampung-kampung yang terjal, ada yang di ketinggian, ada yang di bawah, tidak seperti di Jawa. Orang-orangnya berpencar dan harus diantar, dipikul, digendong, dan lain sebagainya ke tempat terpencil,” paparnya.
Meskipun demikian, Mahfud memastikan bahwa tidak ada gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam penyaluran bantuan. Ia menyatakan bahwa sudah ada aparat yang berjaga di distrik tersebut dan telah ada kesepakatan antara Pj Gubernur, bupati, TNI, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk menjamin keamanan dan kelancaran penyaluran bantuan kepada masyarakat.
Sebelumnya, BNPB telah mengonfirmasi bahwa kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, telah menyebabkan gagal panen dan enam orang meninggal dunia karena kesulitan mendapatkan bahan makanan dan air bersih.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin membantah bahwa enam warga yang meninggal dunia di Papua Tengah karena kelaparan. Menurutnya, korban meninggal karena diare dan cuaca ekstrem.