Penerapan New Normal di Pesantren, Ketua DPRD Gresik Desak Pemkab Serius
Berita Baru, Gresik – Merespon hasil yang telah disepakati oleh pengasuh dan pengurus pondok pesantren se Kabupaten Gresik dalam diskusi yang di gelar oleh Rabithah Ma’ahid Islam Pengurus Nahdhatul Ulama (RMI PCNU) Gresik pada Minggu (14/6). Ketua DPRD Gresik, Fandi Akhmad Yani meminta Pemkab Gresik serius dalam mengawal penerapan teknis new normal di lingkungan pondok pesantren.
Bahkan, Gus Yani sapaan akrabnya menegaskan, pemerintah harus memberikan perhatian serius agar lingkungan pesantren terbebas dari wabah virus Corona atau Covid-19.
“Selama ini pemerintah daerah kurang serius dalam memfasilitasi kegiatan new normal di pesantren. Padahal, banyak hal yang harus diperhatikan. Seperti pesantren yang tidak memiliki ruang isolasi serta keterbatasan anggaran untuk menyiapkan alat pelindung diri (APD),” ujarnya kepada Beritabaru.co, Senin (15/6).
Gus Yani menyayangkan sikap abai yang diperlihatkan pemerintah yang tak pernah melibatkan pondok pesantren maupun organisasi masyarakat islam dalam mengkaji kebijakan new normal.
“Jangankan dikasih bantuan, diajak ngobrol saja tidak pernah. Padahal, pemerintah harus memberikan kemudahan untuk mendapatkn surat kesehatan, bantuan APD dan bantuan sembako untuk santri dan guru,” katanya, Senin (15/6/2020).
Dikatakan Gus Yani, dalam penerapan new normal di pesantren tetap ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus ditaati. Misal, sebelum santri masuk pesantren disterilkan dan cek suhu tubuh dan memonitor kesehatan santri secara berkala.
Kemudian, santri masuk gerbang harus dengan protokol kesehatan seperti cuci tangan, pakai masker, pondok disemprot disinfektan secara berkala. Juga, dalam teknis pembelajaran harus tetap jaga jarak.
“Saya telah menerima beberapa harapan pesantren melalui RMI terkait menghadapi new normal. Mereka mengeluhkan tidak adanya keberpihakan eksekutif, dibanding daerah lain seperti Pamekasan, Lumajang dan lainya,” imbuh dia.
Sebagai orang nomor satu di legislatif, Gus Yani berjanji akan menjamin dan memfasilitasi tuntutan pondok pesantren. Bahkan, dalam waktu dekat ia akan meminta BPBD agar membantu kebutuhan pesantren dalam penegakan protokol kesehatan saat santri kembali ke pondok.
“Pokoknya kita kawal agar pemerintah hadir dalam hal ini kami sudah memerintahkan BPBD untuk menyediakan masker untuk santri yang mau masuk, kemudian menyediakan trus sabun cuci tangan atau handsaitizer, disinfektan serta menyuplai vitamin untuk imunitas santri agar daya tahan tubuh kuat,” jelasnya.