Peneliti KLHK: Hutan Jawa Semakin Mengecil
Berita Baru, Jakarta – Seorang ahli menyatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan luasnya hutan di Pulau Jawa semakin mengecil. Diketahui, sekarang luas hutan hanya sekitar 24 persen dari luas pulau tersebut sekitar yakni 128.297 km2.
Kata peneliti utama dalam bidang konservasi keanekaragaman hayati dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Hendra Gunawan, dari sekitar 24 persen kawasan hutan di Pulau Jawa tutupan hutannya cuma sekitar 19 persen.
Sementara lima persen yang lain, di antaranya berupa kebun raya dan taman kehati, yang punya fungsi seperti hutan
“Semakin kecilnya hutan di Pulau Jawa, yakni pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia, karena beberapa sebab, di antaranya adalah, alih fungsi hutan untuk lahan pertanian, pemukiman, industri, infrastruktur, kawasan komersial, dan sebagainya,” terang Hendra, dilansir dari Antara, Selasa (30/3).
Adanya alih fungsi hutan di kawasan hutan menjadi hilang, rusak, terpecah-pecah, dan hal tersebut, kata Gunawan mengancam keanekaragaman hayati di dalamnya.
“Dampak lainnya yang terjadi adalah, krisis air, bencana banjir, tanah longsor, konflik satwa, dan sebagainya,” tambah Hendra Gunawan.
Dia menuturkan, hutan yang hilang secara permanen, misalnya dikarenakan pembangunan gedung dan infrastruktur, perlu dilakukan restorasi dengan melakukan penghijauan di lokasi lainnya yang memungkinkan.
“Hutan yang rusak perlu direhabilitas serta yang yang terpecah-pecah perlu dibuat koridor penghubung bagi keanekaragaman hayati.”
Usulan Hendra Hendra Gunawan, para pemangku kepentingan melakukan aksi-aksi lokal untuk penyelamatan keanekaragaman hayati melalui kegiatan menanam pohon di ruang terbuka hijau (RTH).
“Pembangunan RTH itu akan lebih baik dibangun dengan konsep keanekaragaman seperti ekosistem hutan,” katanya.
Dicontohkan, konsep itu merupakan kebun raya dan taman kehati. Berdasarkan data LIPI pada 2019, di Indonesia ada 43 kebun raya dengan luas total sekitar 8.850,6 hektar dan 29 taman kehati dengan luas total 1,863,5 hektar.
Menurut dia, Taman Kehati ini sangat cocok sebagai laboratorium lapangan dan wahana pembelajaran bagi siswa sekolah, sekaligus memberikan pengetahuan dan pembentukan karakter cinta lingkungan.
Dia menjelaskan, di taman kehati ini banyak aspek yang dapat digali, seperti ekologi, konservasi, hidrologi, botani, sosiologi, ekonomi, tanaman obat, pangan, hingga peran tumbuhan sebagai peredam kebisingan dan pencemaran.