Peneliti: 6 dari 38 Pria Positif COVID-19 Spermanya Mengandung SARS-CoV-2
Berita Baru, Internasional – Para peneliti China telah menguji sperma pada beberapa pasien yang positif COVID-19. Mereka menemukan adanya materi virus korona dalam sperma pasien tersebut.
Hasil pengujian para peneliti itu ditulis oleh Weiguo Zhao dan Shixi Zhang dan dipublikasikan di Journal of American Medical Association (JAMA).
Total ada 38 pasien positif COVID-19 dari China yang diteliti. Para penelita menemukan bahwa 6 dari 38 orang itu memiliki materi COVID-19 dalam sperma mereka.
Keenam pria tersebut terdiri dari 4 pria yang masih positif COVID-19 dan 2 pria lainnya sedang dalam pemulihan.
“SARS-CoV-2 dapat hadir dalam sperma pasien yang postif COVID-19, dan SARS-CoV-2 mungkin masih terdeteksi dalam sperma pasien yang sudah pulih,” tulis jurnal tersebut.
SARS-CoV-2 atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 sendiri merupakan virus yang menyebabkan seseorang positif COVID-19.
Weiguo Zhao dan Shixi Zhang menekankan bahwa masih belum jelas apakah COVID-19 dapat ditularkan secara seksual. Mereka menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait masalah itu.
Sejauh ini, mereka telah menemukan 27 virus yang terkait dengan Viremia dalam air mani manusia. Viremia adalah masa di mana virus berada di dalam aliran darah sehingga dapat ditularkan kepada orang lain.
“Tetapi keberadaan virus dalam sperma mungkin lebih umum daripada yang dipahami saat ini. Dan virus biasa yang tidak menular secara seksual, tidak boleh dianggap sama sekali tidak ada dalam sekresi genital,” tulis mereka dalam pratinjau jurnal.
Profesor Andrologi di Universitas Sheffield Inggris, Allan Pacey mengomentari penelitian ini dan mengatakan bahwa penelitian ini tidak boleh dilihat sebagai konklusif, karena ada beberapa kesulitan teknis dalam melakukan tes COVID-19 dalam sperma.
Sementara itu, profesor kedokteran di bidang reproduksi University Belfast Quens, Shena Lewis menekankan bahwa penelitian ini tergolong kecil. Ia mengatakan temuan dalam penelitian Weiguo Zhao dan Shixi Zhang ini sama dengan penelitian kecil lain sebelumnya yang menunjukkan kemungkinan yang rendah atau bahkan tidak ada sama sekali SARS-CoV-2 dalam sperma.
Sumber | Sputnik News |