Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pemerintah Philadelphia Berlakukan Jam Malam Usai Ledakan Protes Kematian Walter Wallace

Pemerintah Philadelphia Berlakukan Jam Malam Usai Ledakan Protes Kematian Walter Wallace



Berita Baru, Internasional – Pemerintah Philadelphia memberlakukan jam malam di seluruh kota pada Rabu (28/10), sebagai upaya untuk menghindari aksi kekerasan di wilayah itu. Keputusan ini diambil setelah ledakan protes akibat kematian seorang pria berkulit hitam oleh peluru polisi.

Seperti dilansir dari Reuters, jalanan kota Pennsylvania ramai oleh gerakan solidaritas untuk Walter Wallace (27), pria berkulit hitam yang ditembak mati pada Senin (26/10) oleh dua petugas polisi setempat.

Kematian Wallace memicu kemarahan publik hingga dua malam dengan penjarahan dan bentrokan berkala antara polisi dan pengunjuk rasa. Masa aksi mengecam insiden penembakan tersebut sebagai kritik kebijakan bias rasial dalam sistem peradilan pidana AS yang sering menjadikan orang Afrika-Amerika sebagai korban.

Pemberlakukan jam malam berlaku mulai pukul 9 malam hingga 6 sore, peraturan yang ditetapkan Walikota Jim Kenney ini mulai berlaku tiga jam setelah matahari terbenam pada hari Rabu.

Akibat pemberlakuan jam malam tersebut, unjuk rasa yang direncanakan pada sore hari ditunda, kemudian dibatalkan, karena sedikitnya masa yang hadir. Empat orang kemudian ditahan dengan tudingan pelanggaran jam malam. Secara keseluruhan, polisi Philadelphia menangkap 172 pemrotes.

Gubernur Pennsylvania Tom Wolf, seorang Demokrat, mengatakan dia memobilisasi pasukan Garda Nasional negara untuk membantu penegakan hukum setempat dan petugas tanggap darurat sampai ketertiban dipulihkan dengan tegas. Pasukan diharapkan mulai tiba pada hari Jumat.

Pemerintah kota mengatakan sebanyak 1.000 orang terlibat dalam penjarahan di salah satu sudut kota pada Selasa malam.

“Orang-orang ini tidak melakukan apa-apa selain hanya membuang-buang sumber daya kami yang berharga,” kata Komisaris Polisi Philadelphia, Danielle Outlaw, dalam konferensi pers pada hari Rabu. Ia mengutuk tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai “pelanggaran hukum yang meluas.”