OPCW Rilis Laporan Penggunaan Senjata Kimia Berbahaya Militer Suriah
Berita Baru, Internasional – Aljazeera News pada Kamis (09/4), merilis laporan mengejutkan. Laporan itu menguak tragedi kelam di Provinsi Hama tahun 2017 lalu.
Bulan Maret, tepatnya tiga tahun silam, meninggalkan memori pahit bagi warga Hama dan isu krisis kemanusiaan. Hal itu terkait tindakan Pasukan Pemerintah Suriah yang menjatuhkan klorin dan gas sarin dalam serangkaian sarangannya.
Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) selaku pengawas senjata kimia global, secara eksplisit menyalahkan angkatan udara Pemerintah Suriah karena melancarkan serangan beracun di wilayah Hama barat negara tersebut.
Unit investigasi khusus ini didirikan oleh PBB pada tahun 2018 untuk mengidentifikasi para pelaku serangan ilegal.
Laporan pertama yang dirilis oleh OPCW pada hari Rabu, dari jenisnya menyimpulkan bahwa klorin beracun dan gas saraf sarin dilemparkan ke kota Latamneh setidaknya tiga kali dalam sebulan.
“Ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa para pelaku penggunaan sarin sebagai senjata kimia di Latamneh pada 2017 … dan penggunaan klorin … adalah para oknum milik Angkatan Udara Suriah,” pernyataan pemimpin tim OPCW, Santiago Onate-Laborde.
Serangan pada 24, 25 dan 30 Maret menewaskan warga sipil dan petugas medis serta melukai puluhan orang.
Badan PBB itu mengatakan mencapai kesimpulan dengan melakukan wawancara dengan “orang-orang yang hadir di tempat-tempat yang relevan pada saat kejadian.”
Laporan baru PBB menyalahkan pemerintah Suriah atas serangan kimia 2017 (15:4)
Mereka juga melakukan “analisis sampel dan sisa-sisa yang dikumpulkan di lokasi kejadian, peninjauan simptomatologi yang dilaporkan oleh korban dan staf medis, pemeriksaan citra, termasuk gambar satelit, dan konsultasi luas para ahli.”
Laporan terperinci itu kemungkinan akan mengarah pada seruan baru pada akuntabilitas pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang didukung oleh Rusia dan telah memerangi faksi-faksi oposisi dalam perang yang telah berlangsung lama di negara itu.
Insiden dalam laporan itu hanya segelintir serangan serupa yang disaksikan oleh warga Suriah di berbagai bagian negara itu.
Pada 4 April, hanya beberapa hari setelah serangan terhadap Latamneh saat itu, Pasukan pemerintah Suriah menggunakan senjata terlarang dalam serangan terpisah di kota yang dikuasai pemberontak Khan Sheikhoun di Idlib.
Dalam serangan yang menewaskan 87 orang itu, Penyelidik PBB kemudian menyimpulkan adanya penggunaan gas sarin.
Penggunaan senjata kimia sangat dilarang oleh hukum internasional dan PBB terus berkerja
menyelidiki kasus tersebut, meski ini akan menjadi rangkaian proses yang panjang.
Sumber | Aljazeera News |