OJK Tingkatkan Literasi Keuangan untuk Diplomat Indonesia dalam Kegiatan Edukasi Hybrid
Berita Baru, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mengupayakan peningkatan literasi keuangan masyarakat dengan menyasar kelompok profesi tertentu, termasuk diplomat. Dalam rangka memperluas edukasi keuangan, OJK menggelar kegiatan edukasi bagi anggota Asosiasi Diplomat Indonesia (ADI) di Aula Kantin Diplomasi, Kompleks Perkantoran Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Jakarta, pada Selasa (6/8/2024).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan bahwa acara ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara OJK dan Kementerian Luar Negeri RI. Nota Kesepahaman tersebut berfokus pada peningkatan literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen, terutama untuk Pekerja Migran dan Warga Negara Indonesia di luar negeri. Dikutip dari Siaran Pers Otoritas Jasa Keuangan pada Selasa (6/8/2024).
“Mau pejabat setinggi apapun, pasti juga seorang konsumen. Rakyat juga konsumen, dan yang belum masuk ke sektor jasa keuangan pun juga harus dilindungi karena masuk dalam kategori masyarakat yang perlu dilindungi dari aktivitas keuangan ilegal,” ujar Friderica. Ia juga menekankan pentingnya pemahaman tentang investasi dan kewaspadaan terhadap tawaran investasi yang mencurigakan. “Makanya, orang perlu belajar tentang apa yang disebut investasi dan harus berhati-hati pada skema penipuan investasi yang kian hari kian marak,” tambahnya.
Sebagai anggota Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI), OJK telah menghentikan 9.889 entitas ilegal sejak awal berdiri hingga Juli 2024. Ini termasuk 1.367 entitas investasi ilegal, 8.271 entitas pinjaman online ilegal, dan 251 entitas gadai ilegal. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua Asosiasi Diplomat Indonesia, Muhammad Kurniadi Koba, serta pimpinan dari Bursa Efek Indonesia, Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia, dan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia.
Koba menyampaikan apresiasinya atas inisiatif OJK. “Untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan anggotanya, kegiatan ini sangat relevan. Diplomat perlu memahami dunia investasi, apa yang bisa diharapkan dari investasi, dan apa yang perlu diwaspadai. Mari kita bersama-sama mengenal lebih dalam mengenai investasi di pasar modal, baik saham maupun reksa dana,” kata Koba.
Kegiatan edukasi ini diadakan secara hybrid, menjangkau 300 peserta, dengan 100 orang hadir secara tatap muka dan 200 orang hadir secara online dari luar negeri. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan OJK, kewaspadaan terhadap investasi ilegal, industri pasar modal Indonesia, serta produk dan layanan jasa keuangan seperti Reksa Dana dan Saham.
Sebagai bagian dari rangkaian edukasi, terdapat layanan booth dari pelaku usaha jasa keuangan seperti Mandiri Sekuritas, BRI Dana Sekuritas, BNI Sekuritas, Mandiri Manajemen Investasi, dan BRI Manajemen Investasi, untuk mendorong inklusi keuangan di kalangan peserta.