NU Women Festival Dorong Pemajuan Perempuan
Berita Baru, Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar NU Women Festival sebagai rangkaian peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama. Kegiatan yang digelar Sabtu, 15 Oktober 2022 di Graha Pertamina Jakarta ini mengangkat tema “Perempuan NU : Berdaya dan Berkarya”.
Ketua Organizing Committee (OC) NU Women, Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid) mengatakan acara ini merupakan momen selebrasi para perempuan NU dalam memperkuat barisan secara struktural maupun kultural untuk memperkuat kerja – kerja strategis berbasis akar rumput.
“Terutama terkait 3 isu strategis perempuan yakni perlindungan perempuan dan anak, penanganan perubahan iklim dan pemberdayaan perempuan dalam ekonomi berkelanjutan,” terang Yenny Wahid melalui keterangan tertulis, Minggu (14/10).
Putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menyampaikan pembentukan NU Women adalah sebuah langkah progresif dalam menyikapi isu-isu perempuan yang sudah sejak lama mendera Indonesia dan dunia.
“Ini merupakan sebuah langkah yang sangat progresif. Perempuan NU (NU Women) ini sebenarnya ruang perjumpaan di antara banyak jaringan-jaringan NU. Selama ini memang sudah ada, tapi kita dipertemukan dalam sebuah gerakan besar,” katanya.
NU Women, menurut Yenny Wahid sebagai ruang perjumpaan bagi para perempuan NU, baik yang tergabung dalam struktur maupun yang bergiat secara kultur.
“NU Women juga berperan sebagai sebuah konsolidator dan agregator bagi seluruh jaringan NU yang mengurusi masalah-masalah kewanitaan, agar terjadi sinergi yang lebih dinamis dan terarah dalam melaksanakan upaya untuk membawa maslahat di masyarakat,” sambungnya.
Yenny Wahid menegaskan NU Women bukanlah sebuah badan otonom (Banom), tapi menjadi sebuah hub, atau sekretariat bersama, di mana stakeholdernya adalah semua Banom NU yang ada saat ini.
Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf berharap pembentukan NU Women dapat membawa perempuan ke arah lebih baik.
“NU Women atau Perempuan NU harapannya akan membawa kita pada masa depan perempuan yang lebih baik, pada kualitas perempuan yang lebih baik. Sehingga nanti Inshaallah dengan keyakinan yang dalam akan meningkatkan kualitas peradaban,” terang pria yang akrab disapa Gus Yahya ini.
Gus Yahya percaya, dalam corak besar masyarakat Indonesia, perempuan sebetulnya memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat.
“Sehingga bila kita berbicara tentang kesetaraan gender dalam konteks budaya masyarakat Indonesia, hal itu dirasa kurang tepat. Yang perlu dipikirkan lebih dalam adalah bagaimana kita meningkatkan kualitas perempuan,” sambungnya.
PBNU Jalin MoU dengan (MenPPA)
Sebagai salah satu komitmen dan tindak lanjut kerja-kerja strategis dan konkret NU Women untuk pemajuan perempuan NU, PBNU menyepakai Memorendum of Understanding (MoU) dengan sejumlah pihak, salah satunya dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPA).
MoU dengan MenPPA bertujuan untuk meningkatkan sinergitas bersama dalam perlindungan Hak-hak Perempuan dan Anak.
Sejumlah Menteri yang hadir dalam kegiatan ini Erick Tohir selaku Menteri BUMN yang juga ditunjuk sebagai Ketua Pengarah Satu Abad NU, Bintang Puspayoga Menteri PPPA RI, dan Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan RI.
Pada masing–masing sambutannya, para menteri mengapresiasi langkah progresif PBNU dalam mendorong partisipasi perempuan secara aktif di masyarakat dan terlibat langsung mengatasi isu-isu besar mendatang.