Nilai Tukar Rupiah Melemah, Mata Uang Asia dan Negara Maju Turun
Berita Baru, Jakarta – Pada Senin pagi (12/6/2023), nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp14.896 per dolar AS. Mata uang rupiah mengalami pelemahan sebesar 56 poin atau 0,38 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Di kawasan Asia, mata uang-mata uang utama juga mengalami penurunan. Yen Jepang melemah 0,10 persen, baht Thailand melemah 0,29 persen, peso Filipina melemah 0,03 persen, won Korea Selatan melemah 0,14 persen, dan yuan China melemah 0,20 persen.
Selain itu, dolar Singapura juga mengalami pelemahan sebesar 0,06 persen, sementara dolar Hong Kong stagnan pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Hal serupa juga terjadi pada mata uang utama negara maju. Euro Eropa melemah 0,10 persen, poundsterling Inggris melemah 0,02 persen, dan franc Swiss melemah 0,10 persen.
Dolar Australia dan dolar Kanada juga mengalami penurunan, masing-masing sebesar 0,07 persen dan 0,10 persen.
Analis Pasar, Lukman Leong, memperkirakan bahwa rupiah cenderung melemah pada pagi ini karena para investor menunggu hasil rapat bulanan the Federal Reserve (the Fed) terkait suku bunga acuan yang akan diumumkan dalam pekan ini.
“Investor bersikap ‘wait and see’ dalam mengantisipasi data inflasi AS dan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) minggu ini,” jelasnya dikutip dari CNNIndonesia.com.
Namun, sentimen dari dalam negeri, seperti data kepercayaan konsumen Indonesia yang dirilis hari ini dan diperkirakan akan meningkat ke level 128, dapat memberikan dukungan pada nilai tukar rupiah.
Lukman memperkirakan bahwa pada hari ini, nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.800 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.