Menlu Rusia: Tidak Seperti AS, Rusia Siap Bekerja Sama Dengan Huawei
Berita Baru, Internasional – Pada hari Minggu (23/8), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah mengumumkan bahwa Rusia siap untuk bekerja sama dengan China dan Huawei dalam teknologi 5G.
Pernyataan itu muncul di tengah upaya AS untuk melarang ‘entitas asing’ bekerja sama dengan raksasa teknologi China Huawei.
Hal itu disampaikan oleh Lavrov selama sesi Tanya Jawab (Q&A)di forum “Territory of Meanings,” dilansir dari Sputnik.
Dalam forum Q&A itu, Lavrov menegaskan bahwa Rusia tidak berniat untuk meniru Amerika Serikat ‘yang hanya menuntut untuk tidak bekerja sama dalam 5G dengan China dan, khususnya, dengan Huawei.’
Sebaliknya, Lavrov menjelaskan, Rusia tertarik bekerja sama dengan negara lain untuk bersama-sama mengembangkan dan menerapkan teknologi modern.
“5G adalah masalah penting bagi kami, sama seperti di seluruh dunia,” tegasnya.
Menteri juga mencatat bagaimana Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan dalam beberapa kesempatan bahwa jika Rusia ‘tertinggal dalam pengembangan teknologi canggih, baik itu 5G atau kecerdasan buatan, itu akan berdampak buruk bagi negara.’
Pada bulan Maret, menurut Katadata, Huawei telah menjalin kerja sama dengank bank terbesar di Rusia, Sberbank. Melalui kerja sama itu, Huawei berjanji akan membangun komunitas digital di Rusia.
Huawei juga akan meningkatkan nilai transaksi di Rusia dari US$ 392 juta menjadi US$ 800 juta. Di samping itu, Huawei dan Sberbang akan melatih sekitar 35 ribu spesialis teknologi informasi (IT) dan membangun pusat penelitian.
Pernyataan itu muncul saat AS melakukan berbagai upaya untuk menjatuhkan Huawei dan perusahaan China lainnya karena mengklaim Huawei akan meneruskan informasi pengguna ke China dan ‘eksploitasi’ informasi.
Kini Huawei telah masuk daftar hitam ekonomi AS. Huawei juga telah ‘diusir’ dari Inggris karena AS mengatakan bahwa Huawei bisa mengganggu kemanan sekutu.
Baik Huawei dan Beijing menolak klaim itu dan balik mengecam langkah tersebut.
Awal bulan ini, Departemen Perdagangan AS semakin memperketat batasan pada Huawei pada teknologi dari AS dengan menambahkan lebih dari tiga lusin afiliasi perusahaan di 21 negara ke daftar hitam ekonominya.