Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menhan Israel
Foto menunjukkan Kepala Politbiro Hamas Ismail Haniyeh (tengah) di Teheran, Iran, pada 30 Juli 2024. (Xinhua/Shadati)

Menhan Israel Akui Tanggung Jawab atas Pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran



Berita Baru, YerusalemMenteri Pertahanan Israel, Israel Katz, untuk pertama kalinya secara terbuka mengakui keterlibatan Israel dalam pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, yang terjadi di Teheran, Iran. Pengakuan ini disampaikan Katz pada Senin (23/12/2024) dalam sebuah acara resmi Kementerian Pertahanan Israel, dilansir dari laman Xinhua News.

“Kami akan menyerang Houthi dengan kuat, menargetkan infrastruktur strategis mereka, dan menghabisi para pemimpin mereka, seperti yang kami lakukan pada Haniyeh, Sinwar, dan Nasrallah di Teheran, Gaza, dan Lebanon,” ujar Katz, memberikan pernyataan tegas terkait kebijakan militer Israel terhadap kelompok-kelompok yang dianggap sebagai ancaman.

Haniyeh tewas dalam sebuah serangan pada 31 Juli saat menghadiri pemakaman mantan Presiden Iran, Ebrahim Raisi, di Teheran. Hamas dan pemerintah Iran sebelumnya telah menuduh Israel sebagai pelaku serangan tersebut, tetapi Israel baru mengonfirmasi keterlibatannya melalui pernyataan Katz.

Selain itu, Katz juga menyampaikan peringatan kepada pasukan Houthi di Yaman, menyusul serangan drone yang dilancarkan kelompok tersebut pada hari yang sama. Serangan tersebut berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, menurut laporan militer Israel.

Pengakuan ini menambah daftar serangan yang diakui oleh Israel terhadap tokoh-tokoh penting di wilayah Timur Tengah. Sebelumnya, militer Israel juga mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza selatan, dan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah di Dahieh, pinggiran selatan Beirut.

Langkah Israel ini dipandang sebagai upaya menegaskan posisinya dalam menghadapi kelompok-kelompok yang dianggap mengancam keamanan nasionalnya. Namun, tindakan tersebut juga memicu kecaman dari pihak-pihak yang mendukung Hamas dan Hizbullah, yang menilai langkah Israel melanggar hukum internasional.