Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kiai Ahyar dan Gus Yahya
Dalam Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, KH Miftachul Akhyar terpilih menjadi Rais ‘Aam, dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. (Foto: Istimewa)

Mengenal Lebih Dekat Rois ‘Aam dan Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026



Berita Baru, Jakarta – Sesuai Pasal 28 Ayat 2 Tata Tertib pada Sidang Pleno IV Muktamar ke-34, KH Yahya Cholil Staquf atau kerap disapa Gus Yahya yang menjabat Katib ‘Aam PBNU 2015-2020, telah resmi menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2021-2026 pada Jumat, dini hari (24/12).

Acara yang digelar di Gedung Serbaguna, Universitas Lampung pada hari Kamis (23/12) itu juga mengumumkan KH Miftachul Akhyar sebagai Rois ‘Aam periode 2021-2026.

Gus Yahya memimpin perolehan suara terbanyak disusul Ketua Umum PBNU (2010-2021) KH Said Aqil Siroj pada pemungutan suara putaran dua Ketua Umum PBNU 2021-2026 pada Muktamar Ke-34 yang berlokasi di Lampung, hari Jumat pagi hari (24/12).

Dari total 548 suara dari para muktamirin yang memiliki hak suara, Gus Yahya menerima 337 suara, Kiai Said Aqil menerima 210 suara, dan satu suara tidak sah.

Sebelumnya pada pemungutan suara putaran pertama Bakal Calon Ketua Umum PBNU 2021-2026, Gus Yahya juga memimpin 300 suara dari 552 muktamirin, disusul oleh Kiai Said Aqil dengan 203 suara dan KH A’sad Said dengan total 17 suara.

Sebelum penutupan Sidang Pleno IV disahkan, ketua sidang juga sudah menyebutkan mid formatur yang sesuai dengan Pasal 26 Tata Tertib Muktamar, bertugas menyusun kepengurusan PBNU 2021-2026 dengan durasi selama satu bulan.

Nama mid formatur ada dari Ketua PWNU Lampung Moh Mukri, Ketua PWNU Kalimantan Selatan Abdul Hasib Salim, Ketua PWNU Sulawesi Utara Ulyas Taha, Ketua PWNU NTB Prof Masnun, Ketua PBNU NTT Pua Monto Umbu Nay, dan Ketua PWNU Maluku Utara Sarbin Sehe.

Selain itu, KH Miftachul Akhyar kembali terpilih menjadi Rais ‘Aam PBNU periode 2021-2026. Hal ini disampaikan oleh salah satu Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) Zainal Abidin, di GSG Unila, Jumat (24/12).

KH Miftachul Akhyar terpilih berdasarkan rapat musyawarah mufakat yang dipimpin Wakil Presiden Ma’ruf Amin oleh Sembilan Ahlul Halii Wal Aqdi (AHWA) terpilih dari suara terbanyak.

Sembilan AHWA tersebut antara lain Dimyati Rois (503), Ahmad Mustofa Bisri (494), KH Ma’ruf Amin (458), KH Anwar Mansur (408), TGH Turmudzi (403), KH Miftakhul Achyar (395), KH Nurul Huda Jazuli (384), KH Buya Ali Akbar Marbun (309) dan KH Zainal Abidin (272).

Zainal Abidin manyampaikan ada masukan dari anggota AHWA yang berpendapat jika ingin menjadi Rais ‘Aam, diharapkan tidak rangkap jabatan di dalam organisasi lainnya. Hal itu disetujui semua anggota AHWA agar Rais ‘Aam fokus pada pengembangan Nahdlatul Ulama.

“AHWA sepakat, tidak ada perbedaan pendapat, AHWA sepakat Rais ‘Aam PBNU periode 2021-2026 yakni K.H. Miftachul Akhyar,” ujar KH Zainal Abidin, Jumat (24/12).

Sosok KH Miftachul Akhyar

Mengutip dari tribunnews, diketahui KH Miftachul Akhyar saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025. KH Miftachul Akhyar menggantikan Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin yang sebelumnya maju di Pilpres 2019 sebagai wakil presiden berpasangan dengan Joko Widodo.

Miftachul Akhyar lahir dari keluarga pesantren. Ayahnya, KH Abdul Ghoni adalah pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Rangkah, Surabaya. K.H. Miftachul Akhyar pun diketahui dikenal sebagai Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2018-2020.

Karier KH Miftachul Akhyar di lingkungan PBNU dijalaninya sejak lama. Sebelumnya, beliau pernah menjadi Rais Syuriah PCNU Surabaya 2000-2005, kemudian naik menjadi Rais Syuriah di Pengurus Wilayah Nahdlatul Ualama (PWNU) Jawa Timur periode 2007-2013 dan 2013-2018.

Miftachul Akhyar juga aktif mengikuti majelis ta’lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang semasa Sayyid Muhammad mengajar di Indonesia.

Sosok K.H. Yahya Cholil Staquf

Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Beliau merupakan putra dari KH Muhammad Cholil Bisri, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin di Leteh, Rembang, Jawa Tengah.

Selain ulama, ayahnya juga dikenal sebagai sosiolog dan politikus pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kakeknya juga seorang tokoh besar NU, KH Bisri Mustofa, penyusun Kitab Tafsir Al-Ibris.

Gus Yahya dikenal dekat dengan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia pernah ditunjuk menjadi juru bicara presiden sewaktu Gus Dur berkuasa pada 1999-2001.

Setelah itu, Gus Yahya sempat aktif di PKB, namun kemudian lebih memilih untuk menekuni bidang pendidikan. Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2014-2019 ini juga kerap menjadi pembicara internasional di luar negeri.

Pada 2014, Gus Yahya tercatat menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat yaitu Bayt Ar-Rahmah Li adDa’wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.

Lalu ia juga pernah dipercaya menjadi tenaga ahli perumus kebijakan pada Dewan Eksekutif Agama di Amerika Serikat–Indonesia yang didirikan berdasarkan perjanjian bilateral antara Presiden Obama dan Presiden Jokowi pada Oktober 2015 untuk menjalin kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia.

Penulis:Thalita Anvyesti
Editor:Yasmin
Publisher:Kholil R