Meneladai Sikap Gus Dur dalam Keberagaman Identitas di Indonesia
Berita Baru, Jakarta – Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi menyampaikan bahwa anak muda pada saat ini sangat penting menjadi pribadi yang tidak hanya mempunyai kesadaran akan keragaman identitas, namun juga mengapresiasi keragaman tersebut.
Hal tersebut disampaikan Mujtaba saat memberikan sambutan di acara Youth Virtual Conference yang diselenggarakan oleh Wahid Foundation pada Jumat (15/12/2023).
“Tantangannya pada saat ini adalah seolah-olah ketika kita terbuka dengan identitas yang berbeda, itu sama artinya dengan tidak memiliki identitas. Kita perlu tunjukkan dari diri kita bahwa mengukuhkan identitas diri tidak sama dengan menolak yang berbeda, begitu pula dengan bersikap terbuka dengan identitas yang lain itu tidak sama dengan kehampaan identitas,” tutur Mujtaba.
Sebagaimana Gus Dur, lanjut Mujtaba di mana beliau sampai akhir hayatnya tetap tetap menjadi identitas sebagai seorang kiai, ulama dan juga sebagai kaum santri. Tapi di saat yang sama Gus Dur sangat memberikan apresiasi terhadap identitas yang lain, seperti identitas agama dan budaya.
“Dan bahkan seringkali Gus Dur turut ikut dalam ke rumah ibadah agama lain tanpa beliau mengubah identitasnya tersebut. Ini yang perlu kita teladani, kita memahami kita sendiri di saat yang sama kita mengapresiasi identitas yang lain,” pesan Mujtaba.
Sehingga, menurut Mujtaba, ketika kita mampu memperlakukan identitas lain secara adil, maka suasana sosial akan menjadi aman dan nyaman bagi semua kalangan tanpa adanya saling cela dan tindakan persekusi atas nama golongan.
“Inilah yang kita cita-citakan adanya keadilan identitas, sehingga suasana sosial menjadi aman dan nyaman bagi semua identitas tanpa saling mempersekusi satu sama lain. Saya kira pentingnya konferensi ini adalah untuk menggerakkan semangat tersebut dan menularkan kepada lingkungan yang lebih luas lagi,” pungkas Mujtaba.
Perlu diketahui, gelaran acara yang bertajuk “Energizing Peaceful Youth-led Movements” diselenggarakan oleh Wahid Foundation untuk mewadahi anak-anak muda dari berbagai latar belakang untuk bertukar gagasan dan aktivitas sosial yang diinisiasi oleh mereka. Acara ini diikuti oleh 70 anak muda yang menjadi penggerak dari berbagai latar belakang komunitas.
Konferensi ini dihadiri oleh Magello Rainer Fenis yang merupakan aktivis muda asal Filipina dan Researcher Asia Pacific Mission For Migrants (APMM), Indra Dwi Prasetyo, seorang peraih Pemuda Berprestasi Internasional Kemenpora 2022, Rizkiana, seorang Education Enthousiast dan Knowledge Management Officer Wahid Foundation.
Selain itu, juga hadir menjadi pembahas dalam sub tema konferensi yaitu, Shanti Levanita T, Representative of the Baha’i Community at Oxford, Nihayatus Zaen, Content Creator dan Postgraduate Student UGM, Ranitya Nurlita,Local Smart City Consultant for the UN ESCAP dan Community Manager for Indonesia OceanCycle, Inggit Larasati, Alumni Gus Dur School for Peace (GDSP), dan Ardian W Nirmala, Guru SMAN 11 Semarang. (ZA)