Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Mendes Sebut Tugas Pendampingan Desa Itu Pengabdian

Mendes Sebut Tugas Pendampingan Desa Itu Pengabdian



Berita Baru, Jakarta – Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar meminta para trainer pendamping desa untuk membentuk dan memperkuat niat pengabdian dalam menjalankan tugas-tugas pendampingan desa.

Dengan memiliki niat pengabdian yang kuat, pendamping desa akan lebih fokus, bersemangat dan komitmen dalam menjalankan tugas.

“Dengan dasar pengabdian, apa pun yang kita lakukan akan memiliki nilai baik dan membawa berkah,” kata menteri yang akrab disapa Gus Halim ini dalam acara Training of Trainer (ToT) Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional (P3PD) Metode Tatap Muka Regional I dan II di Jakarta, pada Rabu (9/8).

Menurut Gus Halim, hal inilah pandangan yang harus terus menerus dibangun oleh para Trainer untuk diterapkan kepada Pendamping Desa.

“Pendamping Desa bisa dianalogikan sebagai sebuah skuadron yang memiliki visi dan tujuan yang sama, serta perlu solid agar tugas-tugas mereka sebagai pilar dapat dijalankan secara optimal,” ujar Gus Halim.

Gus Halim juga menjelaskan bahwa Pendamping Desa merupakan Pilar ketiga dalam struktur Kemendes PDTT.

Pilar pertama adalah Menteri, yang memiliki kewenangan untuk menempatkan Birokrat dan melaksanakan visi misi Presiden dalam RPJMN dan RPJPN.

Pilar kedua adalah Birokrasi yang menopang kinerja Menteri dan keberhasilan SDGs Desa. “Birokrasi memiliki kelangsungan, tak peduli siapa Menterinya, Birokrat tetap ada,” ungkap Gus Halim.

“Pilar ketiga adalah Pendamping Desa, yang saya sebut sebagai Anak Kandung Kementerian Desa,” tambah Gus Halim.

Gus Halim menekankan perlunya sinergi antara ketiga pilar ini, sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.

Menurutnya, Pendamping Desa tak dapat menjadi pilar ketiga jika tidak kompak. Oleh karena itu, ToT ini memiliki peran strategis dalam menciptakan visi bersama, semangat perjuangan, dan niat, sehingga membentuk Satu Skuadron.

Gus Halim pun bertekad untuk selalu memperjuangkan dan membela peran Pendamping Desa. Tekad dan visi ini juga sebaiknya ditanamkan kepada para pendamping desa, agar mereka merasa bersyukur atas amanah yang diberikan.

Salah satu cara sederhana untuk mengungkapkan rasa syukur adalah dengan membandingkan keadaan hari ini dengan sebelumnya.

Gus Halim juga mewanti-wanti bahwa Pendamping Desa, sebagaimana sebuah Skuadron, seharusnya tidak membicarakan masalah internal di hadapan publik, dan sebaliknya menyelesaikannya secara internal.

“Namun jika masalah telah buntu dan tidak bisa diatasi lagi, maka penyelesaiannya harus sesuai mekanisme,” tegas Gus Halim.

Untuk itu, Gus Halim menegaskan kesiapannya untuk selalu tersedia jika dibutuhkan, karena ia memastikan bahwa telepon selulernya tak pernah dimatikan.

Sebelumnya, Kepala BPSDM Kemendes PDTT, Luthfiyah Nurlaela, menjelaskan bahwa ToT bertujuan untuk membentuk Tim Pelatih yang kompeten, yang dapat melatih Pendamping Desa dalam meningkatkan kapasitas mereka.

“Targetnya adalah melatih 8.030 orang PD dan PLD di 103 Kabupaten di 28 Provinsi yang memiliki lokasi P3PD,” kata Luthfiyah.

Dengan demikian para peserta ToT diharapkan mampu mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan karakteristik yang perlu dilatih. Dalam acara tersebut ToT dibagi menjadi empat region dengan total peserta sebanyak 850 orang.

Turut hadir dalam acara ini, antara lain Kepala BPI Ivanovich Agusta, Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat Yusra, Koordinator Nasional P3PD, Koordinator Provinsi, dan peserta ToT Region I dan II.