Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, kiri, berbicara dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni selama pertemuan bilateral pada pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels. Foto: Johanna Geron/Pool via AP Photo.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, kiri, berbicara dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni selama pertemuan bilateral pada pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels. Foto: Johanna Geron/Pool via AP Photo.

Menambah Gesekan, PM Italia Meloni Kesal Tidak Diundang Makan Malam dengan Zelensky



Berita Baru, Paris – Perdana Menteri baru Italia Giorgia Meloni kesal dengan Presiden Ukraina Vlodomyr Zelensky lantaran ia tidak diundang makan malam di Paris, menambah gesekan antara sekutu Uni Eropa.

Zelenskyy memulai kunjungan mendadak ke Eropa Barat pada hari Rabu (8/2). Pertama-tama ia melakukan kunjungan ke Inggris dan kemudian ke Prancis.

Di Prancis, Zelensky melakukan makan malam bersama Presiden Prancis Emanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Makan malam itu dilakukan sebelum Zelensky melakukan pertemuan dengan para pemimpin Uni Eropa di Brussel pada hari Kamis (9/2).

Tetapi tidak seperti tahun lalu, ketika Perdana Menteri Italia saat itu Mario Draghi bekerja sama dengan Macron dan Scholz di Ukraina, Meloni ditinggalkan begitu saja.

Berbicara kepada wartawan ketika dia tiba di KTT Brussel pada hari Kamis, Meloni, yang mulai menjabat Oktober lalu, mengatakan dia menganggap penghinaan itu “tidak pantas”.

“Saya pikir kekuatan kita dalam pertarungan ini adalah persatuan,” tambahnya, dikutip dari Reuters.

Dia kemudian bertemu Zelenskyy di sela-sela pertemuan Uni Eropa.

Ditanya tentang komentarnya, Macron mengatakan menurutnya makan malam hari Rabu sudah pas.

“Seperti yang Anda ketahui, Jerman dan Prancis memiliki peran khusus dalam masalah Ukraina selama delapan tahun,” katanya kepada wartawan, mengacu pada mediasi bersama oleh kedua negara yang mencoba, dan gagal, untuk mencegah konflik antara Rusia dan Ukraina.

Namun, keadaan menjadi berbeda ketika Draghi, mantan presiden Bank Sentral Eropa, menjadi perdana menteri.

Draghi bepergian dengan Macron dan Scholz ke Ukraina dengan kereta Juni lalu dan memainkan peran utama bersama mereka dalam membentuk oposisi UE terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina.

Meloni telah berjanji untuk mempertahankan sikap pro-Ukraina yang sama, meskipun beberapa sekutu koalisinya merasa was-was, mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa memberikan bantuan kepada Ukraina adalah cara terbaik untuk mewujudkan perdamaian.

Menggarisbawahi kesediaannya untuk mendukung Kyiv, Italia dan Prancis menyelesaikan pembicaraan teknis minggu lalu untuk pengiriman bersama sistem pertahanan udara SAMP/T-MAMBA ke Ukraina awal tahun ini.

Namun, merek politik nasionalis Meloni telah membuatnya berselisih dengan Macron dan Scholz dalam berbagai masalah lain dan hubungan dekat yang dijalin Draghi dengan Paris dan Berlin tampaknya tinggal kenangan.

Paris November lalu menuduh pemerintah baru Meloni melanggar ikatan kepercayaan dan melanggar hukum internasional dengan menolak menerima pengungsi dan migran yang diselamatkan oleh kapal penyelamat amal. Kapal itu akhirnya berlabuh di Prancis sebagai gantinya.

Awal pekan ini, para menteri Prancis dan Jerman terbang ke Washington bersama-sama untuk membahas subsidi AS yang diperebutkan dengan mitra AS mereka, tidak termasuk Italia, yang merupakan produsen terbesar kedua di Uni Eropa setelah Jerman.