Menag Yaqut Diundang Konferensi Penginjil Indonesia ke-2, Bicara Moderasi Agama
Berita Baru, Jakarta – Menag Yaqut Cholil Qoumas diundang Bicara Moderasi Agama di Konferensi Penginjil Indonesia ke-2 yang digelar oleh Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI).
“Dalam hal ini salah satu konsep, salah satu misi dari Menteri Agama kan lebih ke arah moderasi beragama, bagaimana beragam secara moderat,” kata Pendeta Gilbert Lumoindong, dilansir dari detik.com, Senin (11/10).
Dalam poster digital di situs Glow Fellowship Centre GBI, ada sejumlah pembicara yang bakal mengisi kegiatan tersebut di antaranya Menag Yaqut Cholil Qoumas, Pendeta Rubin Adi Abraham, Tim Hill, Ketua PGI Pendeta Gomar Gultom hingga Ketua PGLII Pendeta Ronny Mandang.
Adapun Pendeta Gilbert Lumoindong bakal menjadi host dalam acara yang digelar virtual pada 16 Oktober 2021 mendatang tersebut.
Mengenai acara, Pendeta Gilbert lantas berbicara tentang syiar agama dan ia juga menyoroti kasus Muhammad Kace dan Yahya Waloni.
“Yang kita lihat dari fenomena Kace dan Yahya Waloni, kan sebetulnya niat mereka baik. Maksudnya Yahya Waloni dari Kristen menuju Islam, merasa mendapat pencerahan,” ujarnya.
“Sementara Kace juga sama dari Muslim masuk Kristen mungkin terus mendapat pencerahan,” tambah Pendeta Gilbert.
“Tetapi yang terjadi kan tidak konstruktif, bahasa kita tidak konstruktif, nah jadi akhirnya yang terjadi adalah mungkin niatnya baik tapi cara pelaksanaannya tidak konstruktif. Jadi tidak menjawab kebutuhan yang ada memancing keributan,” lanjutnya.
Pendeta Gilbert mempersilakan penganut agama masing-masing melakukan dakwah atau mengabarkan sesuatu yang baik. Namun dia mengingatkan hal tersebut jangan dilakukan dengan cara-cara yang memancing keributan.
“Karena kita adalah agama dakwah, agama syiar, istilahnya, baik Kristen maupun Islam, silakan berdakwah, bersyiar, mengabarkan sesuatu yang baik kepada orang, istilahnya bersaksi,” ungkap Gilbert.
“Silakan-silakan saja sejauh tidak memakai cara-cara yang memancing keributan sehingga tetap sejalan dengan Pancasila, kemanusiaan dan keadilan itu berjalan dengan baik,” tegas Pendeta.
Saat di konfirmasi terpisah perihal undangan Konferensi Penginjil Indonesia, Menag mengaku belum menerima undangan tersebut.
“Saya belum terima undangan,” ujar Gus Yaqut, sapaan akrabnya, secara singkat.