Mahfud MD soal Beda Jadwal Sholat Ied Muhammadiyah dan NU: Sama Benarnya
Berita Baru, Jakarta – Menko Polhukam Mahfud MD merespons soal beda jadwal sholat Idul Fitri 1444 Hijriah, menyusul polemik penyelenggaraan salat ied warga Muhammadiyah di lapangan terbuka Pekalongan dan Sukabumi yang sempat tidak mendapat izin oleh Pemda.
Menurut Mahfud, permasalahan itu adalah salah persepsi dari publik dalam memandang perbedaan tafsir Muhammadiyah dan NU terhadap pemaknaan tanggal 1 Syawal sebagai penanda Idul Fitri tiba.
“NU dan Muhammadiyah sama-sama berhari raya pada tanggal 1 Syawal. Bedanya hanya dalam melihat derajat ketinggian hilal,” kata Mahfud, Selasa (18/4).
“Perbedaan waktu hari raya sama-sama berdasar Hadits Nabi, “Berpuasalah kamu jika melihat hilal (bulan) dan berhari rayalah jika melihat hilal” (Shuumuu biru’yatihi wa afthiruu birukyatihi). Maksudnya setelah melihat hilal tanggal 1 bulan Hijriyah. Melihat hilal bisa dengan rukyat, bisa dengan hisab,” tambahnya.
Menurut Mahfud, tafsir Muhammadiyah dan NU terhadap hari 1 Syawal sama-sama dari cara melihat derajat ketinggian hilal. Kalau Muhammadiyah itu asal bulan sudah di ufuk, seberapapun kecilnya, itu sudah shalat. Kalau yang NU, itu perlu nunggu sebentar bulannya.
“Jadi cara memahami secara sederhana begini. NU dan Muhammadiyah sama-sama berhari raya tanggal 1 Syawal, hanya beda pilihan ukuran ufuk,” tutur Mahfud.
“Sama juga, misalnya, umat Islam sama-sama melaksanakan shalat dzuhur saat matahari lengser ke arah barat sekitar jam 12.00. Tetapi yang satu salat jam 12.00, yang satu salat jam 13.00. Sama benarnya, tak perlu ribut,” sambung Mahfud.
Mahfud kemudian memastikan permasalahan tersebut sudah selesai. Warga Muhammadiyah di Pekalongan dan Sukabumi sudah dipersilakan untuk menggunakan lapangan untuk shalat ied pada Jumat, 21 April 2023.
“Saya sudah koordinasi ke sana (Pekalongan) dengan pemda dan sudah ditempatkan fasilitas tertentu di ruas jalan,” ujar Mahfud menjelaskan persiapan penyelenggaraan sholat ied warga Muhammadiyah di Pekalongan.