Mahfud MD: Berpuasa Adalah Belajar Bersikap Mati Sebelum Mati
Berita Baru, Jakarta – Menjalankan ibadah puasa tidak hanya mampu menahan haus dan lapar, tetapi juga menahan hawa nafsu untuk tidak berbuat sewenang-wenang dan selalu berbuat baik menolong orang lain.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD saat jadi penceramah dalam sholat Tarawih berjamaah malam kelima Ramadhan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Menurut Mahfud siapapun punya godaan masing-masing. Godaan itu akan datang silih berganti sesuai peran dan kapasitas seseorang.
“Siapapun itu, pejabat, pedagang, yang cantik, miskin, punya godaan sendiri. Kita mampu tidak bertahan dari banyak godaan? Khususnya selama puasa,” tulis Mahfud MD di akun instagram pribadinya, Sabtu (17/4).
Mehfud mengatakan bahawa berpuasa adalah mencoba bersikap mati sebelum mati. Mati menurut hadis nabi, lanjutnya, ada mati sebelum mati, dimana nuraninya tetap hidup. Dia menerangkan, artinya orang itu mampu menjaga dirinya dari keperluan fisik duniawi yang mampu membunuh hawa nafsu, ketamakan, dan nafsu lainnya.
“Bersikap mati sebelum mati. Bertahan maupun menyerang agar tidak tergoda hawa nafsu. Menyerang dalam arti positif, yakni membantu yang membutuhkan, mengerjakan pekerjaan dengan baik dan sungguh-sungguh,” ujarnya.
Manakala hawa nafsu bisa dikendalikan, jelasnya, baik dengan bertahan maupun menyerang, maka layak untuk kita disebut masuk bulan Syawal dengan baik. Namun, apabila hati kita masih keras dan tidak berubah selepas bulan Ramadan, maka itu berarti tidak bisa menempa diri selama puasa.
“Syawal artinya meningkat. Kalau tidak, puasa wajib terpenuhi, tapi hatinya tidak tertempa. Masih keras. Kalau tidak berubah, kita artinya tidak bisa menempa diri selama berpuasa,” terang Mahfud.
Lebih lanjut, mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu mengungkapkan, shalat tarawih di Masjid Istiqlal berlangsung dengan protokol kesehatan ketat. Jamaah diwajibkan memakai masker, Shaf satu sama lain berjarak dua meter lebih.
“Sebelum masuk ke dalam Masjid, jamaah diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas. Untuk tempat wudhu, sudah ada petugas yang mengarahkan agar tidak berkerumun. Di dalam, tak disediakan karpet. Jamaah membawa sajadah sendiri-sendiri,” tuturnya. (MKR)