Lomba Burung Puter Pelung Mulai Dibuka di Gresik, Panitia Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Berita Baru, Gresik – Kabar gembira datang bagi para penghobi burung anggungan di Kabupaten Gresik. Komunitas Gerakan Power Puter Pelung (G3P) Gresik menyelenggarakan Latihan Bersama dengan Penilaian (Latber Nil) burung puter pelung. Lomba burung asli jawa ini digelar di Desa Kedanyang Kebomas, Gresik, Minggu (28/2).
Dalam perlombaan ini, panitia membatasi jumlah peserta dan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) sangat ketat di lokasi perlombaan. Hal ini dilakukan lantaran masih diterapkapkannya masa Pemberlakuan Pembatasan Kerumunan Masyarakat (PPKM) Mikro.
Ketua Panitia Latber Nil G3P Gresik, Arif Ridwan mengatakan, lomba yang baru perdana di Gresik ini diikuti sejumlah peternak untuk berpartisipasi. Selain lomba, digelarnya Latber Nil diharap bisa menjadi ajang silaturrahmi sesama penghobi burung puter pelung.
“Beberapa peternak burung puter pelung di Gresik ikut berpartisipasi, dan alhamdulillah dengan adanya acara ini kami bisa bersilaturrahmi,” kata Anja, sapaan akrab Arif Ridwan.
Selain itu, kata Anja, penyelenggaraan lomba seni suara alam burung puter pelung, sejatinya bukan hanya mencari pemenang saja, melainkan mengajak masyarakat ikut serta menjaga ekosistem burung, agar keberadaannya tidak terus menyusut bahkan punah.
“Melalui berbagai lomba yang berkesinambungan oleh seluruh pihak, tentunya menarik masyarakat memellihara burung ini, sehingga berdampak kepada eksistensinya tetap terjaga. Jadi pelestarian burung puter adalah tanggung jawab bersama supaya tidak punah sampai kapan pun,” terangnya.
Lebih lanjut, Anja menjelaskan, dengan perlombaan burung puter pelung ini, juga berefek positif dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengingat imbasnya pasti kepada warga pemilik burung, karena burung yang menjadi juara di setiap event ini, mempunyai nilai harga jual sangat tinggi.
“Tentu yang juara harga jualnya meningkat, tidak hanya itu, nama peternakannya juga akan ikut lebih terkenal, ini jelas menguntungkan bagi pemiliknya,” ucap Anja.
Adapun dalam perlombaan yang diikuti sebanyak 36 peserta ini diambil 20 pemenang. Juara satu sampai sepuluh mendapat piagam dan thropy, sementara juara sebelas hingga dua puluh hanya mendapat piagam saja. Panitia juga menyiapkan puluhan door prize menarik.
“Lomba ini memperebutkan 10 trophy dan 20 piagam penghargaan, juga beberapa door prize menarik. Untuk keriteria pemenang lomba yang kita ambil dalam penilaian adalah suaranya terdiri dari depan, tengah, ujung, serta irama yang dibawakan oleh burung tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua G3P Gresik, Bagus sutrisno berharap, penghobi dan pelestari burung puter pelung di Kabupaten Gresik semakin meningkat, sehingga semakin menambah jejaring komunitas pecinta burung puter pelung ini, hingga ke seluruh wilayah di Jawa timur bahkan di Se-Indonesia.
“Semoga kedepan para pecinta dan pegiat anggungan puter pelung semakin berprestasi, semakin maju dan tak lupa tetap patuhi protokol kesehatan yang telah menjadi aturan dimasa pandemi ini,” harapnya.