Kurangi Angka Perceraian, Kemenag dan LKK PCNU Gelar Bimbingan Perkawinan
Berita Baru, Gresik – Kementerian Agama Kabupaten Gresik bersama dengan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama ( LKK PCNU) Kabupaten Gresik menggelar bimbingan perkawinan bagi calon pengantin, Kamis (3/12).
Kepala Kemenag Kabupaten Gresik Markus, mengatakan, kegiatan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin ini diharapkan bisa mengurangi angka perceraian dan meningkatkan keluarga yang kokoh.
Menurut Markus, bimbingan perkawinan tersebut juga bisa menjadi bekal bagi calon pengantin untuk menciptakan keharmonisan keluarga. Sebab, dalam bimbingan tersebut diberi bekal tentang tujuan utama berumah tangga.
“Menurut data di Pengadilan Agama, angka perceraian sangat tinggi, salah satunya karena kekerasan dalam rumah tangga dan masalah keinginan tidak sesuai dengan kemampuan suami, sehingga terjadi perceraian,” kata Markus.
Lebih lanjut Markus memberikan nasihat kepada calon pengantin khususnya kepada calon kepala keluarga untuk sabar dalam menghadapi kehidupan berumah tangga.
“Biasanya, saat awal pernikahan itu gelombang masalah masih landai-landai. Tapi setelah berjalan tiga tahun, sampai puluhan tahun, gelombang ujian sangat besar. Ibarat kapal, ini sudah di tengah laut, sehingga gelombang masalah juga agak besar. Maka sebagai kepala keluarga harus mempunyai kesabaran yang luas,” imbuhnya.
Sementara, Ketua PCNU Kabupaten Gresik KH. Khusnan Ali mengatakan, kegiatan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin oleh Kemenag bersama LKK PCNU Kabupaten Gresik ini sangat penting dan bermanfaat bagi calon pengantin. Diharapkan, dari kegiatan ini akan tercipta keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah.
“Intinya, pesan dari orang tua itu, dalam keluarga jangan ada pertengkaran, tapi dalam keluarga itu tercipta kerukunan dan saling pengertian,” kata KH Khusnan Ali, dengan didampingi Ketua LKK PCNU Kabupaten Gresik, Achmad Fachri.
Lebih lanjut KH Khusnan Ali, perceraian timbul bukan karena harta benda dan kekerasan dalam rumah tangga, tapi karena faktor tidak ada yang mau mengakui kesahannya.
“Semakin tinggi pendidikannya, biasanya semakin pintar mencari alasan, bukan pintat mengakui kesalahan. Sehingga, antar keluarga tidak harmonis dan terjadi perceraian,” imbuhnya.
Dalam kegiatan tersebut juga menghadirkan pemateri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik dan Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gresik.