Kemenkes Siap Bantu Proses Mediasi IDI dan dr. Terwan
Berita Baru, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya sebagai lembaga negara akan membantu proses mediasi terkait masalah pemecatan mantan Menkes Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
“Kementerian Kesehatan akan memulai dan membantu proses mediasi antara IDI dan anggota-anggotanya agar komunikasinya baik sehingga situasi yang terbangun akan kondusif dan kita bisa kembali menyalurkan energi, waktu kita, dedikasi kita, kegiatan-kegiatan yang memprioritaskan untuk membangun masyarakat Indonesia yang lebih sehat,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers tentang Dinamika Profesi Kedokteran, secara daring, Senin (28/3).
Menkes Budi mengaku pihaknya mengamati dinamika seputar perdebatan atau pertentangan antara IDI dengan dokter Terawan. Pihaknya juga memahami terkait adanya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) yang mengatur keanggotaan masing-masing organisasi, termasuk keanggotaan IDI.
Namun Ia mengharapkan ada diskusi, komunikasi, dan hubungan antara IDI dan seluruh anggotanya bisa terjalin dengan baik. Ia mengajak semua pihak untuk fokus kepada langkah-langkah pengendalian pandemi COVID-19 dan membangun masyarakat Indonesia yang lebih sehat.
Selain itu, ia mengingatkan semua pihak bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama-sama pascapandemi COVID-19. “Kita harus berfikir mengarahkan energi agar membuat masyarakat kita sehat,” jelas Menkes Budi.
Beberapa pekerjaan rumah kesehatan di Indonesia yang dimaksud Budi diantaranya, permasalah seperti stunting atau kekerdilan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menurunkan prevalensi penyakit seperti diabetes dan hipertensi yang akan banyak berdampak negatif bagi masyarakat dengan usia lanjut, serta penyakit-penyakit menular seperti tuberkulosis (TBC), malaria, HIV.
Oleh karenanya, Menkes Budi berharap, permasalahan pemecatan Terawan bisa segera diatasi dengan baik. “Kami percaya masih banyak PR yang membutuhkan tenaga dan waktu kita untuk bisa membereskan dan membangun masyarakat Indonesia yang lebih sehat,” urainya.
Ia juga tidak ingin terjadi perselisihan akibat masalah pemecatan Terawan dari keanggotaan IDI. Ia belajar dari sejarah saat Indonesia dijajah oleh negara lain bahwa salah satu kelemahan bangsa Indonesia saat itu mudah diadu domba dan disulut emosinya sehingga lupa bahwa seluruh masyarakat Indonesia hidup bersama-sama sebagai saudara.
Menurut dia, jika semua pihak dan seluruh masyarakat Indonesia bekerja sama merajut modal sosial yang dimiliki sebagai bangsa, maka berbagai permasalahan dapat diatasi bersama seperti bekerja bersama-sama mengatasi pandemi COVID-19 sehingga Indonesia keluar sebagai salah satu satu negara yang berhasil menangani pandemi.
“Sekaranglah saatnya rekan-rekan sekalian untuk memfokuskan energi, waktu dan perhatian kita untuk membangun sistem kesehatan Indonesia yang lebih baik demi generasi-generasi setelah kita,” ujarnya.
Ia menuturkan semangat kerja sama dan membuka ruang untuk diskusi perlu terus dipertahankan untuk mencapai tujuan Indonesia yang jauh lebih sehat di masa depan dibandingkan saat ini. “Mari kita kembali bekerja membangun Indonesia yang lebih sehat,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya hasil sidang khusus Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) memutuskan pemberhentian secara permanen mantan Menteri Kesehatan Dr. dr. Terawan Agus Putranto dari keanggotaan IDI. Keputusan tersebut dibacakan dalam Muktamar Ke-31 IDI di Kota Banda Aceh, Aceh, Jumat (25/3).