Kembangkan Hilirisasi Peternakan, Mentan Gandeng MenKopUKM
Berita Baru, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo gandeng Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MenkopUKM) Teten Masduki guna mengembangkan hilirisasi sektor peternakan.
Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman kedua belah pihak. “Pandemi COVID-19 mengajarkan kita bahwa pertanian menjanjikan dalam kondisi apapun,” kata Mentan Syahrul usai acara penandatanganan nota kesepahaman di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (9/5).
“Saya harap hari ini akan menjadi sebuah simbol penting. Jangan ragu-ragu kerja sama dengan kami. Kami sudah siap bersama membangun pertanian dengan koperasi,” sambungnya.
Dijelaskan Syahrul, kesepakatan bersama antara Kementan dan KemenKopUKM tersebut merupakan simbol untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Yaitubdengan cara mengakselerasi penumbuhan dan pengembangan usaha peternakan serta hilirisasi produk hasil peternakan melalui koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang peternakan.
Dalam kesempatan itu, Mentan turut menekankan pentingnya koperasi dalam sektor pertanian. Melalui kehadiran Kredit Usaha Rakyat (KUR), peternak disebutnya akan mampu menggunakan teknologi hilirisasi baru.
“Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk peternakan olahan yang memiliki daya saing dan daya jual yang baik di dalam dan luar negeri,” terangnya.
Model bisnis dan perencanaan pasar dari koperasi juga dapat membantu peternak untuk menyalurkan komoditas peternakan dengan lebih sustainable dan efisien sehingga pendapatan dan taraf hidup peternak yang tergabung dalam koperasi dan UMKM dapat meningkat.
“Kementan akan bermain di budi daya dan tentu saja kami berharap Kementerian Koperasi dan UMKM akan fasilitasi bisnis plan hingga market-nya dengan baik,” ucap Mentan.
Senada, MenKopUKM Teten Masduki mengatakan kerja sama antara kedua kementerian tersebut juga sebagai tindak lanjut dari kerja sama yang sudah lebih dahulu terjalin, sebab banyak pekerja sektor pertanian yang termasuk ke dalam pengusaha mikro hingga menengah.
“Tantangan yang kita hadapi yaitu 13,4 juta pelaku usaha di sektor peternakan masih kecil-kecil dan perorangan. Sekitar 90 persen dari pelaku usaha perunggasan di tanah air merupakan peternak unggas mandiri dan perorangan sehingga sulit menghadapi konglomerasi,” ucap Menteri Teten.
Ia pun berharap kerja sama tersebut dapat mengembangkan model bisnis peternakan dari peternak perorangan skala kecil yang dikonsolidasikan dengan koperasi sehingga mampu meningkatkan skala ekonomi peternak