Kebakaran Ekstrem Italia, 2 Tewas dan Bandara Palermo Tutup

Berita Baru, Sisilia – Kebakaran ekstrem Italia menyebabkan Bandara Palermo di Sisilia ditutup pada Selasa (25/7) saat cuaca ekstrem terus melanda Italia dengan badai hebat menyebabkan kerusakan dan setidaknya dua kematian di bagian utara negara itu.

Operator bandara di ibukota Sisilia mengatakan melalui Twitter bahwa bandara tersebut akan tetap ditutup hingga pukul 09.00 GMT, karena pemadam kebakaran sedang berusaha memadamkan kobaran besar di area sekitar yang juga mengganggu lalu lintas jalan dan kereta lokal.

Kejadian tersebut menambah penderitaan perjalanan di Sisilia pada puncak musim liburan.

Bandara utama pulau tersebut, Catania, yang merupakan bandara terbesar kelima di Italia, ditutup minggu lalu karena kebakaran di gedung terminal dan baru dibuka kembali untuk beberapa penerbangan.

Gelombang panas telah melanda Eropa bagian selatan, dengan suhu yang sangat tinggi meningkatkan risiko kebakaran dan kematian.

Di beberapa bagian timur Sisilia, suhu naik hingga 47,6 derajat Celsius pada hari Senin, mendekati rekor tertinggi Eropa sebesar 48,8 derajat Celsius yang tercatat di pulau tersebut dua tahun lalu, menurut laporan Reuters.

Pada hari Selasa, Italia mengeluarkan peringatan merah untuk 16 kota karena suhu yang tinggi. Kota-kota ini termasuk Palermo dan Catania, di mana pemadaman pasokan listrik dan air yang disalahkan oleh pejabat setempat sebagian karena panas, telah sering terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, badai semalam di Milan merobek atap dan mencabut pohon, menghalangi jalan dan mengganggu transportasi permukaan di ibukota keuangan Italia.

Dua wanita tewas pada hari Senin dan Selasa di provinsi Monza dan Brescia di utara setelah tertimpa pohon yang tumbang.

Pada hari Senin, penerbangan Delta yang menuju ke New York yang telah lepas landas dari bandara Malpensa di Milan mengalami kerusakan serius akibat badai es dan dipaksa untuk mendarat di Roma.

Italia merupakan salah satu negara Eropa yang paling terdampak perubahan iklim, dan mengalami banjir mematikan pada bulan Mei.