Kasus Wadas, Mahfud MD Tegaskan Rekomendasi Komnas HAM Akan Ditindak Lanjuti
Berita Baru, Jakarta – Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan terima kasih kepada Komnas HAM yang telah melakukan penyelidikan tentang kasus di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Menko Polhukam sebelumnya memang meminta Komnas HAM untuk melakukan penyelidikan. Jadi dengan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Komnas HAM,” kata Mahfud dalam akun Instagram pribadinya, Jumat (25/2).
Menurut Mahfud, pemerintah akan menindak lanjuti temuan dan rekomendasi yang telah disampaikan Komnas HAM dalam rilis persnya pada 24 Februari 2022.
“Misalnya agar dilakukan pemeriksaan dan penertiban ke dalam kepada petugas yang melanggar SOP. Insyaallah, itu akan dilakukan setelah jelas subyek, obyek, dan peristiwanya,” ungkap Mahfud.
Mahfud juga mengaku bahwa pemerintah sebenarnya telah memulai melakukan rekomendasi Komnas HAM tersebut.
“Tapi rekomendasi Komnas HAM kita terima dan pemerintah pasti menindaklanjuti. Sebab sebenarnya pemerintah sudah memulai melaksanakan isi rekomendasi tersebut dan akan meneruskannya,” kata Mahfud.
“Kita percaya pada Komnas HAM. Temuan dan rekomendasi Komnas HAM yang telah diumumkan itu, sejak awal kami menduga hampir pasti seperti itu. Makanya, rekomendasinya supaya dilakukan penertiban dan pemeriksaan ke dalam, ya pasti kita tindak lanjuti,” ujarnya.
Namun demikian, pihaknya masih menunggu laporan resmi dan lengkap dari komnas HAM untuk melakukan langkah selanjutnya dalam menyelesaikan kasu Wadas.
“Kita belum mendapat laporan resmi dan lengkap dari Komnas HAM karena baru mendapat siaran persnya saja. Misalnya, siapa korbannya, seberapa serius cederanya, jam berapa dan di sektor mana terjadinya, sehingga bisa dicari aparat yang bertugas di sana saat itu,” ujarnya.
Selain itu, dalam keterangan tersebut Mahfud juga menyampaikan bahwa temuan Komnas HAM tidak membatalkan apa yang ia katakan sebelumnya.
“Tak ada temuan Komnas HAM yang mengubah atau membatalkan pernyataan saya bahwa tidak ada kekerasan seperti yang digambarkan di media sosial,” ungkapnya.
“Di medsos waktu itu kan digambarkan ada warga yang ditembak, ada yang dihajar ramai-ramai, ada yang tak berani pulang sehingga hanya menelepon dari persembunyiannya di tengah hutan, tapi tak mau menyebut di hutan mana dengan alasan takut ditangkap. Digambarkan pula ada yang masuk rumah sakit, ada mobil patroli yang membawa anjing pelacak, dan lain-lain,” terangnya.
“Itu semua tak ada di temuan Komnas HAM. Malah beberapa butir temuan Komnas HAM (misalnya butir 4 dan 8) mengonfirmasi bahwa tidak ada letusan senjata, tidak ada korban jiwa, tidak ada yang dirawat di rumah sakit, dan lain-lain,” tukasnya.