Jumlah Kasus Melonjak, Australia Tutup Perbatasan Negara
Berita Baru, Internasional – Pada hari Senin (6/7), Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews mengumumkan bahwa perbatasan negara di Australia akan ditutup untuk jangka waktu tidak terbatas untuk menghentikan penyebaran virus korona.
Andrews mengatakan keputusan untuk menutup perbatasan, berlaku mulai Selasa (7/7) pukul 11:59 waktu setempat. Keputusan itu dibuat bersama dengan Perdana Menteri Scott Morrison dan Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian.
Menurut catatan, keputusan itu menandai pertama kalinya Australia menutup perbatasan dengan negara tetangga New South Wales sejak 100 tahun yang lalu. Terkhir kali Australia menutup perbatasan adalah pada tahun 1919 ketika pandemi flu Spanyol.
Keputusan itu dibuat setelah jumlah kasus COVID-19 di Melbourne, Victoria, melonjak dalam beberapa hari terakhir. Pihak berwenang kemudian memberlakukan aturan pembatasan sosial di beberapa kota dan karantina wilayah penuh di beberapa kota pinggiran.
Pada hari Minggu (5/7), Australia mencatat 127 kasus COVID-19 baru. Jumlah itu merupakan lonjakan kasus terbesar dalam sehari selama pandemi virus korona dimulai.
Selain jumlah kasus, Australia juga mencatat satu kematian kemarin yang merupakan kematian secara nasional sejak 2 minggu. Dengan demikian, total jumlah kematian Australia karena virus korona kini menjadi 105.
“Ini merupakan keputusan cerdas, keputusan yang tepat saat ini, mengingat tantangan signifikan yang kita hadapi dalam mengatasi virus ini,” kata Andrews kepada wartawan di Melbourne ketika dia mengumumkan penutupan perbatasan, dikutip dari Reuters.
Dibandingkan dengan negara lain dalam menghadapi pandemi virus korona, Australia tercatat lebih bernasib baik. Sejauh ini, Australia ‘hanya’ mencatat ada 8.500 kasus dan 105 kematian.
Namun lonjakan kasus di Melbourne dalam beberapa hari terakhir membuat pemerintah kembali waspada. Rata-rata, Australia melaporkan 109 kasus setiap hari selama seminggu terakhir. Sementara pada minggu pertama bulan Juni, Australia rata-rata hanya melaporkan 9 kasus perhari.
Dengan adanya keputusan itu, Australia mungkin akan menghadapi kesulitan dalam melakukan pemulihan ekonomi.