Jokowi Fokus Dorong Hilirisasi dan Pembangunan Ekonomi Hijau
Berita Baru, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR pada Rabu (16/8) menjelaskan berbagai upaya dalam memperkuat ekonomi Indonesia. Dalam pidatonya, Jokowi menyoroti pentingnya hilirisasi dan pembangunan ekonomi hijau dalam rangka memberikan nilai tambah bagi sumber daya alam Indonesia.
“Saya ingin tegaskan bahwa Indonesia tidak boleh menjadi bangsa pemalas yang hanya menjual bahan mentah kekayaannya. Tanpa ada nilai tambah, tanpa ada keberlanjutan,” tegas Jokowi.
Dalam konteks ini, Jokowi juga menjelaskan bahwa hilirisasi yang diusung pemerintah akan berfokus pada transfer teknologi yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan serta meminimalisir dampak lingkungan.
Ia menyatakan, “Upaya ini diwujudkan dengan mewajibkan perusahaan tambang membangun pusat persemaian untuk merehabilitasi lahan pasca tambang, sebagai langkah tanggung jawab terhadap lingkungan.”
Tak hanya itu, Jokowi menyampaikan visi jangka panjang terkait hilirisasi. “Ke depan hilirisasi tidak hanya akan terbatas pada komoditas mineral, tetapi juga pada komoditas non mineral seperti sawit, rumput laut, dan kelapa,” ungkapnya.
Dalam hal ini, Presiden menggarisbawahi potensi manfaat besar yang bisa dihasilkan melalui hilirisasi.
“Dengan hilirisasi, pendapatan per kapita RI bisa melonjak dalam beberapa tahun ke depan. Dalam 10 tahun, kita bisa mencapai Rp153 juta (US$10.900), dalam 15 tahun Rp217 juta (US$15.800), dan dalam 22 tahun Rp331 juta (US$25 ribu),” ujar Jokowi, sembari menambahkan bahwa ini akan menggandakan pendapatan per kapita dari tahun 2022 yang hanya sebesar Rp71 juta.
Jokowi juga menunjukkan bahwa meskipun hilirisasi bisa terasa pahit bagi eksportir bahan mentah, langkah ini akan menghasilkan manfaat jangka panjang. Ia memberi contoh peningkatan investasi hilirisasi nikel setelah penyetopan ekspor nikel ore pada tahun 2020.
“Saat ini sudah ada 43 pabrik pengolahan nikel yang membuka peluang kerja besar,” tandasnya.
Presiden juga menggarisbawahi bahwa keberhasilan hilirisasi akan mendorong kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“SDM yang telah dipersiapkan harus mendapatkan lapangan kerja untuk menghasilkan produktivitas nasional. Oleh karena itu, dibutuhkan sektor ekonomi baru yang membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya,” tegas Jokowi.
Dalam hal ini, ekonomi hijau dan hilirisasi menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk meraih kemajuan. “Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya, termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelautan, serta sumber energi baru dan terbarukan,” kata Jokowi mengakhiri pidatonya.