Jika Tidak Jelas, Iran Akan Menentang Pertemuan OPEC+
Berita Baru, Internasional – Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengirimkan surat yang dilayangkan kepada Presiden OPEC–yang kini berasal dari Aljazair. Dalam surat itu, Zanganeh mengatakan bahwa Iran akan menentang pertemuan OPEC+ kecuali jika ada tawaran yang jelas dan ada proyeksi hasil dari pembicaraan tersebut terkait pasar minyak.
Mengutip dari Reuters yang juga mempublikasikan surat tersebut yang bertanggal 7 April, menuliskan:
“Situasi yang tidak jelas di mana pertemuan (pertemuan) OPEC dan non-OPEC mendatang akan menjadi keprihatinan besar bagi saya.”
OPEC+ akan mengadakan konferensi daring via video pada hari Kamis (9/4) besok pukul 2 petang waktu GMT. Pertemuan ini terjadi setelah Presiden Donald Trump menyatakan ia tidak mengesampingkan bahwa jika perlu, AS dapat mengurangi produksi minyak jika dalam OPEC+ terdapat kesepakatan untuk menurunkan suku bunga.
Presiden Trump sebelumnya juga mencuit di Twitter pada hari Kamis (2/4) lalu bahwa dirinya mengharapkan Arab Saudi dan Rusia setuju untuk mengurangi produksi minyak sebesar 10-15 juta barel per hari dalam pertemuan OPEC+ yang rencananya akan digelar besok.
Pembicaraan dalam pertemuan OPEC+ yang baru ini diharapkan dapat membalikkan keadaan saat ini dalam industri minyak.
Sementara itu, pekan lalu Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyatakan bahwa produksi minyak Rusia bisa dipotong sekitar 10 juta barel per hari. Presiden Putin juga menambahkan bahwa Rusia akan mencari stabilitas jangka panjang di pasar minyak. Rusia juga menyatakan ingin terus bekerja sama dengan mitra Arab Saudi dan terlibat dalam negosiasi konstruktif.
Di samping itu, pada hari Minggu (5/4) lalu, Pemerintah Rusia mengatakan bahwa Rusia tidak pernah mendukung gagasan meninggalkan kesepakatan pengurangan produksi minyak OPEC +.
Peserta utama dalam OPEC+ dilaporkan mendukung gagasan bahwa sebaiknya pertemuan pada 9 April besok adalah untuk membahas pengurangan produksi minyak seperti yang dibahas di awal bulan Maret.
Pertemuan OPEC+ sebelumnya telah gagal menyepakati pengurangan produksi minyak di tengah pandemi virus korona. Kegagalan OPEC+ tersebut kemudian membuat harga minyak dunia terjun bebas di angka terendah selama beberapa dekade.
Setelah Presiden Trump mencuit harapannya aga Rusia dan Saudi mau menyepakati pengurangan produksi minya, pada tanggal 6 Maret, Menteri Energi Rusia Alexander Novak menolak ultimatum pada pertemuan OPEC+ untuk bergabung dalam pengurangan produksi kolektif. Novak menekankan bahwa negara-negara bebas untuk memproduksi dan memompa minyak sesuka hati dimulai pada akhir Maret.
Perang harga minyak juga terjadi di bulan Maret lalu ketika pandemi virus korona mengganas di Amerika dan Eropa. Di satu sisi, Rusia menyerukan untuk meninggalkan pengurangan produksi pada tingkat yang sebelumnya disepakati. Di sisi lain, Arab Saudi dan sekutunya menyarankan agar pengurangan tambahan dilakukan.
Sumber | Sputnik News |