Jerman dan Uni Eropa Bahu-Membahu Bantu Perusahaan Energi Eropa yang Sekarat
Berita Baru, Berlin – Pada hari Selasa (13/9), Jerman dan Uni Eropa mengatakan pihaknya sedang berupaya untuk bahu-membahu membantu perusahan energi Eropa yang sedang sekarat karena kenaikan harga gas.
Kementerian Keuangan Jerman mengatakan ingin meningkatkan pinjaman negara untuk perusahaan energi dengan menggunakan otorisasi kredit yang dibuat untuk menawarkan bantuan dalam pandemi COVID-19.
Menurut laporan Reuters yang mengutip dari surat kabar Jerman, jumlah bantuan untuk perusahaan energi itu senilai 67 miliar euro atau sekitar 68 miliar dolar.
Kabinet Jerman diperkirakan akan menyetujui rancangan undang-undang untuk dana bantuan itu pada hari Rabu (14/9).
Pekan lalu, VNG, salah satu importir gas alam Rusia terbesar di Jerman, menjadi perusahaan energi terbaru yang meminta bantuan pemerintah untuk tetap bertahan.
Sementara itu, pengawas sekuritas Uni Eropa juga mendorong negara Uni Eropa untuk mempertimbangkan langkah-langkah membantu perusahaan energi dalam memenuhi permintaan jaminan yang meroket setelah mereka terjebak oleh lonjakan harga.
Lonjakan harga itu terjadi setelah Rusia memangkas gas yang dikirim ke Eropa hingga sementara permintaan terus meningkat.
“Pertanyaannya sekarang adalah seberapa jauh ekonomi bisa turun – dan ke mana inflasi masih bisa berlanjut,” kata ekonom senior bank LBBW Jens-Oliver Niklasch.
Proposal terpisah dari Komisi Eropa untuk mengatasi krisis akan diumumkan pada hari Rabu, dengan menteri energi Uni Eropa dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan darurat pada 30 September untuk membahasnya.
Rancangan proposal Komisi Eropa itu akan membatasi pendapatan yang dapat diperoleh generator berbahan bakar non-gas dari penjualan listrik, dan memaksa perusahaan bahan bakar fosil untuk berbagi keuntungan berlebih.
Pemerintah akan diminta untuk menggunakan uang tunai untuk membantu konsumen dan perusahaan menghadapi tagihan energi yang sangat tinggi.
“Prospek kekurangan energi di musim dingin telah membuat ekspektasi lebih negatif untuk sebagian besar industri Jerman,” kata Achim Wambach, presiden lembaga penelitian ekonomi ZEW, dikutip dari Reuters.
Secara terpisah, CEO perusahaan energi negara Ukraina Naftogaz mengatakan pada hari Selasa bahwa ia berharap untuk memulihkan produksi berkat keberhasilan militer baru-baru ini.