Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store
Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) bersama warga Poco Leok, Mataloko, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar aksi demonstrasi menolak proyek geothermal di depan Gedung Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat, 20 September 2024

JATAM Bersama Warga Poco Leok Gelar Aksi Tolak Geothermal di JCC Senayan



Berita Baru, Jakarta – Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) bersama warga Poco Leok, Mataloko, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar aksi demonstrasi menolak proyek geothermal di depan Gedung Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat, 20 September 2024. Aksi ini bertepatan dengan penutupan Konferensi Geothermal Internasional ke-10 yang berlangsung sejak 18 hingga 20 September 2024.

Para demonstran menentang ekspansi tambang panas bumi (geothermal) yang mereka nilai merusak lingkungan dan kehidupan warga. “Industri tambang panas bumi bukanlah solusi untuk perubahan iklim. Dalih mitigasi rendah karbon justru menyengsarakan kami,” tegas JATAM, dikutip dari liputan instagram, @jatamnas, pada Jum’at (20/9/2024).

Aksi ini merupakan bagian dari gerakan protes yang dilakukan serentak di berbagai titik ekspansi tambang panas bumi, seperti Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat, Lembata di NTT, serta Mandailing Natal dan Sarulla di Sumatera Utara.

Dalam pernyataannya, JATAM menuduh Konferensi Geothermal Internasional sebagai ajang untuk memperluas kerusakan lingkungan di Indonesia. “Konferensi ini adalah agenda para penjahat lingkungan untuk menyemai bencana terorganisir di wilayah-wilayah yang telah lama menjadi target ekspansi tambang,” ujar JATAM.

Warga Poco Leok dan daerah lainnya yang terdampak proyek geothermal mengeluhkan dampak negatif dari eksploitasi tersebut, seperti kerusakan alam, pencemaran air, serta pendudukan paksa atas lahan mereka. “Eksploitasi bentang alam dan air, peracunan manusia, serta pendudukan ruang hidup kami adalah bukti bahwa industri geothermal ini sangat kotor,” tambahnya.

JATAM dan warga yang tergabung dalam aksi tersebut menegaskan bahwa perjuangan mereka untuk menjaga kampung halaman dari ekspansi industri geothermal adalah bagian penting dari mempertahankan hak atas ruang hidup yang bersih dan aman.