Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store
Pembangkang Iran-Swedia Habib Chaab. Foto: AFP/file foto.

Iran Jatuhkan Hukuman Mati Pada Farajollah Chaab, Seorang Pembangkang Iran-Swedia



Berita Baru, Teheran – Mahkama Agung Iran dengan tegas menjatuhkan hukuman mati pada Farajollah Chaab, seorang pembangkang Iran-Swedia atas dugaan kegiatan “teroris”, menandakan dia akan segera dieksekusi.

Outlet berita resmi dari pengadilan Iran pada hari Minggu (12/3) mengumumkan bahwa hukuman mati Habib Farajollah Chaab telah dikonfirmasi karena memimpin kelompok separatis Arab yang disebut Arab Struggle Movement for the Liberation of Ahwaz (Gerakan Perjuangan Arab untuk Pembebasan Ahwaz).

Pengadilan yang lebih rendah telah menjatuhkan hukuman mati padanya karena melakuakn “kerusakan di bumi” pada awal Desember. Iran tidak secara formal mengakui status kewarganegaraan ganda.

Kelompok itu, menurut situs peradilan, telah meluncurkan banyak operasi “teroris” di tanah Iran, yang menyebabkan banyak kematian dan cedera, termasuk serangan tahun 2018 terhadap parade militer yang menewaskan 25 orang dan melukai hampir 250 orang.

Iran mengatakan pada tahun 2020 bahwa pasukan keamanannya menangkap Chaab yang berbasis di Swedia di Turki dan membawanya ke Iran, tanpa mengatakan di mana atau bagaimana dia ditangkap.

“Chaab dijatuhi hukuman mati setelah beberapa sesi pengadilan dengan kehadiran pengacaranya … Mahkamah Agung mengukuhkan hukuman matinya,” lapor kantor berita Mizan di pengadilan Iran, dikutip dari Reuters.

Hubungan Iran dengan Swedia semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir, sebagian menyangkut kasus Hamid Nouri, mantan pejabat Iran yang dipenjara di Swedia karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia, dan Ahmadreza Djalali, seorang peneliti Iran-Swedia yang dipenjara di Teheran atas tuduhan spionase.

Chaab bukan satu-satunya orang yang dipenjara di Iran karena hubungannya dengan kelompok separatis Arab.

Pekan lalu, pengadilan di Ahvaz menghukum mati enam pria lain yang dituduh sebagai anggota kelompok tersebut. Dikatakan mereka “menerapkan perintah oleh para pemimpin mereka yang berbasis di Eropa”, termasuk Chaab.

Orang-orang itu dijatuhi hukuman atas tuduhan melakukan operasi “teroris” terpisah antara 2017 dan 2019 yang menewaskan dua anggota pasukan paramiliter Basij di Abadan dan seorang anggota penegak hukum dan wajib militer di Khuzestan.