Iran Ingin Kargo Minyak yang Disita AS Dikembalikan Secara Penuh
Berita Baru, Teheran – Iran mengatakan pihaknya mengharapkan kargo minyak yang disita oleh Amerika Serikat (AS) di lepas pantai Yunani akan dikembalikan secara penuh.
Permintaan itu muncul setelah Pengadilan Yunani memutuskan untuk membatalkan keputusan awal yang mengizinkan penyitaannya.
Kasus tersebut muncul ketika Yunani pada bulan April menyita Kapal Tanker Lana yang berbendera Iran dengan 19 awak kapal Rusia di dekat pulau Evia karena sanksi Uni Eropa.
AS pada Mei menyita sebagian dari minyak Iran di atas kapal, memindahkannya ke kapal lain, mengikuti keputusan pengadilan Yunani awal.
Keputusan pengadilan Yunani untuk membatalkan keputusan itu belum diumumkan ke publik.
“Menyusul tindak lanjut yang intensif, Pengadilan Banding Yunani akan membatalkan putusan pengadilan awal tentang penyitaan minyak Iran dan … seluruh pengiriman minyak akan dikembalikan,” kata Duta Besar Iran Ahmad Naderi.
“Masalah ini tetap menjadi subjek konsultasi intensif antara kedua negara untuk memastikan implementasi penuh dari putusan tersebut,” tambahnya di akun Twitter kedutaan.
Media Yunani melaporkan bahwa kapal tanker Lana diyakini membawa lebih dari 100.000 ton minyak mentah Iran, yang melanggar sanksi AS dan Uni Eropa terhadap Iran.
Penyitaan kargo memicu tanggapan marah dari Iran, dengan pasukan Iran bulan lalu menyita dua kapal tanker Yunani di Teluk setelah Iran memperingatkan akan mengambil “tindakan hukuman” terhadap Athena.
Presiden Ebrahim Raisi mengatakan pada hari Kamis (9/6) bahwa Iran telah menunjukkan bahwa mereka akan melawan “pengganggu”.
“Seperti pengganggu, mereka mencuri kapal kita. Iran membuktikan bahwa era ‘tabrak lari’ telah berakhir, dan kami menyita dua kapal mereka. Berapa kali Anda ingin menguji bangsa Iran? kata Raisi dalam sambutannya yang disiarkan oleh televisi pemerintah.
Ditanya apakah keputusan pengadilan terbaru dapat membuka jalan bagi pembebasan dua kapal tanker Yunani dan awaknya, juru bicara pemerintah Yunani Giannis Oikonomou mengatakan sistem peradilan Yunani independen.
“Pertama-tama, sejak saat pertama, kami tidak menghubungkan dua insiden itu. Perilaku pasukan Iran atas kapal tanker benar-benar tidak dapat dibenarkan dan tidak beralasan. Kedua, keadilan di negara kita telah membuktikan bahwa ia beroperasi secara independen,” katanya kepada wartawan, dikutip dari Al Jazeera.
Pada 2019, Iran menangkap sebuah kapal tanker Inggris di dekat Selat Hormuz dua minggu setelah pasukan Inggris menahan sebuah kapal tanker Iran di dekat Gibraltar, menuduhnya mengirimkan minyak ke Suriah yang melanggar sanksi Uni Eropa. Kedua kapal itu kemudian dibebaskan.