Iran Aktifkan Sentrifugal Canggih sebagai Tanggapan atas Resolusi IAEA
Berita Baru, Teheran – Iran pada Jumat (22/11/2024) mengumumkan aktivasi peranti sentrifugal “canggih” baru dalam jumlah yang “substansial”. Hal itu dilakukan sebagai tanggapan atas resolusi yang “tidak dapat dibenarkan” dan diloloskan oleh Dewan Gubernur badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dikutip dari laman Xinhua News pada Sabtu (23/11/2024).
Keputusan ini diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Iran dan Organisasi Energi Atom Iran (Atomic Energy Organization of Iran/AEOI) dalam sebuah pernyataan bersama. Pernyataan tersebut mengecam resolusi yang disahkan oleh Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) pada Kamis (21/11). Resolusi itu memerintahkan Iran untuk segera memperbaiki kerja sama dengan IAEA dan meminta laporan “komprehensif” yang bertujuan menekan Iran agar melakukan dialog nuklir baru.
Disebutkan di dalam pernyataan itu bahwa dewan IAEA meloloskan resolusi yang menentang program nuklir “damai” Iran di bawah “tekanan dan desakan” Prancis, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat (AS).
Keempat negara itu mengajukan resolusi yang menentang Iran dalam sebuah langkah yang “konfrontatif dan tidak dapat dibenarkan,” alih-alih berkontribusi pada kelanjutan “atmosfer konstruktif” yang telah tercipta antara Teheran dan IAEA, imbuh pernyataan bersama dari Kemenlu Iran dan AEOI. Pernyataan tersebut juga menggambarkan pendekatan keempat negara itu sebagai “telah dipolitisasi dan tidak realistis.”
Aktivasi peranti sentrifugal baru dilaksanakan untuk melindungi kepentingan Iran dan mengembangkan industri nuklir “damai” Iran lebih lanjut secara proporsional sesuai kebutuhan nasional yang terus meningkat dan berdasarkan kerangka hak-hak serta kewajiban negara di bawah perjanjian perlindungan komprehensif, lanjut pernyataan itu.
Pernyataan itu menjamin bahwa “kerja sama teknis dan pengamanan” antara Iran dengan IAEA akan terus berlanjut seperti di masa lalu dan sesuai dengan kerangka kerja perjanjian pengamanan.
Dewan Gubernur IAEA terdiri dari 35 negara anggota. China, Rusia, dan Burkina Faso memberikan suara menentang resolusi IAEA, sedangkan 19 suara mendukung resolusi tersebut. Sementara itu, 12 negara abstain dalam pemungutan suara, dan satu negara tidak memberikan suara.