IDI Minta Masyarakat Bijak Bertransportasi di Era Pandemi Covid-19
Berita Baru, Jakarta – Menjaga perilaku kesehatan saat menggunakan transportasi publik di tengah pandemi Covid-19 penting untuk diterapkan. Selain itu memperhatikan dan menjaga lingkungan transportasi publik juga harus dilakukan.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, secara umum ada dua implementasi tata cara penerapan protokol kesehatan menggunakan transportasi publik.
“Yang pertama itu perilaku kesehatan dijaga. Kedua yang harus dijaga lingkungannya. Lingkungan transportasinya dalam hal ini,” kata Daeng dalam webinar Bijak Bertransportasi di Era Pandemi Covid-19, Selasa (15/9).
Menurut Daeng, baik menjaga perilaku kesehatan maupun menjaga lingkungan transportasi publik, keduanya harus memiliki komitmen untuk mengurangi penyebaran virus korona. Bagi para pengguna transportasi publik, Daeng meminta masyarakat memastikan tubuh dalam kondisi sehat.
Jika tubuh sedang flu atau demam tinggi, lanjutnya, sebaiknya jangan dipaksakan untuk menggunakan transportasi publik. Kemudian penumpang disarankan mematuhi 3M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
“Mulai dari keluar rumah harus memakai masker. Tidak boleh dilepas. Kemudian tidak boleh dipasang di tempat lain seperti di atas kepala atau di dagu,” ujar Daeng.
Daeng melanjutkan, pastikan bukan hanya tangan saja yang bersih, tetapi seluruh badan kita harus bersih. Oleh sebab itu, upayakan jika sedang di stasiun atau di terminal agar tangan tidak memegang benda apapun. Kecuali tindakan yang harus dilakukan menggunakan tangan.
Penting bagi semua orang ketika sedang di luar rumah atau di tempat transportasi publik, pastikan agar tangan tidak menyentuh tempat masuknya virus seperti bagian mata, hidung, dan mulut. Daeng menilai bahwa disinfektan yang ada di tempat transportasi publik tidak cukup untuk menjaga tubuh agar terhindar dari virus.
Oleh sebab itu, menurut Daeng, kita harus menjaga diri sendiri dengan membawa hand sanitizer dan menggunakannya ketika sedang berada di tempat transportasi publik.
“Saya sarankan yang kalau transportasi umum tidak berkelompok. Kita kan makhluk sosial di Indonesia ini tingkat silaturahminya tinggi sehingga kita tidak sadar banyak bercakap-cakap di transportasi umum,” tutur Daeng.
Daeng kurang yakin apakah di dalam gerbong jaraknya sangat jarang atau sebaliknya. Oleh sebab itu, ia menyarankan para penumpang transportasi publik agar menghindari kerumunan.
Menurut Daeng yang juga penting adalah menahan batuk atau bersin. “Kalau kita batuk sama bersin itu kadang-kadang kita terdorong spontan mau batuk. Kalau kita tahu mau batuk dan bersin tahanlah. Kalau tidak bisa ditahan, tahan dengan tangan kita, itu yang paling penting,” kata Daeng.
Upayakan Naik Sepeda atau Jalan Kaki
Kepala Badan Pengelola Transportasi Publik (BPTJ) Polana B Pramesti merekomendasikan agar warga yang terpaksa keluar rumah untuk menggunakan sepeda atau jalan kaki.
“Itu yang kami tingkatkan pertama, masyarakat harap di rumah saja apabila memang tidak ada keperluan penting. Apabila harus melakukan perjalanan, upayakan apabila memang masih bisa ditempuh jalan kaki atau non motorace upayakanlah naik sepeda, itu sehat,” kata Polana yang juga narasumber di webinar Bijak Bertransportasi di Era Pandemi Covid-19.
Polana mengatakan apabila harus menggunakan kendaraan umum, setiap penumpang harus dalam kondisi sehat.
Selain itu Polana meminta agar masyarakat tidak takut untuk menggunakan angkutan umum di Jabodetabek. Polana menuturkan bahwa penerapan protokol kesehatan seperti penyemprotan disinfektan yang dilakukan oleh petugas tetap dijaga.
“Apalagi sekarang ada operasi yustisi dimana ada salah satu tugas dalam operasi yustisi itu sejalan dengan perilaku kesehatan. Agar masyarakat menjaga perilaku terutama menaati protokol kesehatan,” ujar Polana