Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kapal tanker minyak mentah terlihat di Pelabuhan Qingdao, Provinsi Shandong, Tiongkok, 21 April 2019. Foto: Reuters/Jason Lee.
Kapal tanker minyak mentah terlihat di Pelabuhan Qingdao, Provinsi Shandong, Tiongkok, 21 April 2019. Foto: Reuters/Jason Lee.

Harga Minyak Mentah Turun Investor Berhati-hati Jelang Data Ekonomi AS-China



Berita Baru, Jakarta – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan di Asia pagi ini. Pelemahan ini disebabkan oleh kehati-hatian para investor menjelang rilis data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat (AS) dan China pekan ini.

Meskipun demikian, harga minyak masih mendapatkan dukungan dari proyeksi pengurangan pasokan minyak mentah yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Rusia.

Berdasarkan laporan dari Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka turun sebesar 22 sen atau 0,3 persen menjadi US$78,25 per barel pada pukul 01.07 GMT.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami penurunan sebesar 29 sen atau 0,4 persen menjadi US$73,57 per barel.

“Para pedagang minyak mungkin sedang berhati-hati menjelang rilis data indeks harga konsumen (CPI) AS dan data ekonomi China akhir pekan ini,” ujar analis CMC Markets, Tina Teng.

Meskipun demikian, Teng juga memperkirakan bahwa harga minyak mentah dapat pulih setelah OPEC+ mengumumkan rencana untuk mengurangi pasokan lebih lanjut.

Pada pekan lalu, kedua harga minyak tersebut naik lebih dari 4 persen, mencapai level tertinggi sejak Mei, dan mengalami kenaikan untuk pekan kedua berturut-turut setelah Arab Saudi dan Rusia, eksportir minyak terbesar di dunia, berjanji untuk memperdalam pengurangan pasokan pada bulan Agustus.

Arab Saudi akan memperpanjang pemotongan produksi sebesar 1 juta barel per hari (bph) hingga bulan Agustus, sementara Rusia akan mengurangi ekspor minyak mentah sebanyak 500 ribu barel per hari.

Sumber pemerintah yang dikutip oleh Reuters mengungkapkan bahwa Rusia tidak akan mengurangi produksi minyak, melainkan akan menggunakan minyak mentah tersebut untuk memproduksi lebih banyak bahan bakar guna memenuhi permintaan domestik.